Demam “flights to nowhere” atau penerbangan tanpa tujuan masih terus terjadi. Usai Singapore Airlines dikabarkan bakal melaunching penerbangan tanpa tujuan pada Oktober mendatang, kini giliran Royal Brunei Airlines. Dengan harga tiket mulai dari US$106 atau sekitar Rp1,5 juta (kurs Rp15.000), traveller akan diajak jalan-jalan keliling negeri bahkan sampai ke negara tetangga. Tak ayal, tawaran terbang tanpa tujuan Royal Brunei Airlines pun diserbu traveller.
Baca juga: Singapore Airlines Tawarkan Traveller Terbang Tiga Jam ‘Tanpa Tujuan’
Lewat program “Dine & Fly”, maskapai penerbangan nasional Brunei Darussalam ini akan mengerahkan salah satu dari tujuh Airbus A320neo dalam penerbangan tanpa tujuan, mengelilingi Brunei Darussalam dan beberapa destinasi negara tetangga Malaysia, seperti Kota Kinabalu dan Labuan selama hampir tiga jam.
Selain itu, sebelum mendarat di Bandara Internasional Brunei (BWN), traveller juga akan diajak mengelilingi Jembatan Sultan Haji Omar Ali Saifuddien sepanjang 30 kilometer (19 mil) yang notabene merupakan ikon Brunei. Jembatan ini dibuka pada 17 Maret 2020 lalu, menelan biaya B$1,2 miliar atau sekitar Rp13 triliun (kurs Rp11.000) dan sekarang menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara.
Layaknya penerbangan pada umumnya, penumpang juga akan disuguhkan hidangan khas Brunei Darussalam saat on board, seperti nasi lemak (sejenis nasi uduk atau nasi kuning) dengan ayam goreng atau ayam masak kunyit kedayan, gula sago melaka, dan aneka buah-buahan.
Atas ide bisnis tersebut, Menteri Keuangan dan Ekonomi Brunei, Dato Seri Setia, sangat mengapresiasi langkah maskapai. Menurutnya, di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, maskapai harus pandai mencari cara agar tetap berpenghasilan.
“Selama pandemi Covid-19, semua bisnis harus kreatif untuk menarik pendapatan. Untuk Royal Brunei, pesawat tidak terbang ke tujuan seperti biasanya. Konsep baru ini akan memberikan kesempatan bagi pilot untuk terus terbang dan juga bagi masyarakat yang kangen terbang agar bisa berpartisipasi,” jelasnya kepada media lokal Star, sebagaimana dikutip KabarPenumpang.com dari Simple Flying.
Sementara itu, Direktur Keuangan Royal Brunei Airlines, Nurbahriah Eliza Binti Abdullah, menyebut penerbangan tersebut tetap menjalankan protokol kesehatan ketat baik pra maupun saat dalam penerbangan. Untuk di dalam penerbangan, maskapai memberlakukan pengosongan kursi tengah.
Baca juga: Kabin Airbus A320 Royal Brunei Dipenuhi Asap Tipis, Pihak Maskapai Sebut “Insiden Power Bank”
“Kami memiliki langkah physical distancing dimana kursi tengah dibiarkan kosong. Pesawat kami juga dilengkapi dengan filter High-Efficiency Particulate Air (HEPA) yang bekerja dengan baik untuk membasmi patogen berbahaya. Brunei saat ini masih mengalami adanya kasus positif Covid-19 sehingga kami tidak bisa mendarat di negara lain,” ujarnya.
Menurut Star, sekira 300 orang saat ini sudah mendaftar untuk ambil bagian dalam penerbangan “Dine & Fly” pada 20 September 2020 mendatang. Penerbangan tanpa tujuan Royal Brunei Airlines, untuk kelas ekonomi, dibanderol dengan harga $106 atau sekitar Rp1,5 juta (kurs Rp15.000) dan kelas bisnis seharga $145 atau sekitar Rp2,1 juta (kurs Rp15.000).