Nama Malindo Air (Lion Air Group) belakangan sering dikaitkan dengan imbas virus corona, seperti belum lama ini, Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia, sedang mencari data seluruh penumpang pesawat Malindo Air rute Denpasar – Melbourne pada penerbangan Jumat, 28 Februari 2020, setelah seorang penumpangnya diketahui positif terjangkit virus corona. Penumpang wanita berusia 30-an tahun ini baru kembali dari Iran melalui Bali, dan pulang ke Melbourne menggunakan Malindo Air nomor penerbangan OD177 yang mendarat di Melbourne, pukul 6 pagi.
Baca juga: Cegah Virus Corona di Kabin, Inilah Sejumlah Langkah yang Dilakukan Maskapai Penerbangan
Dan belum usai kasus di atas dan masih terkait Malindo Air, situs New South Wales (NSW) Health Government – health.nsw.gov.au, merilis informasi yang sempat menjadi perhatian netizen di Indonesia, pasalnya situs kesehatan NSW menginformasikan beberapa penerbangan yang terkait tujuan Sydney dan telah terkonfirmasi adanya kasus virus corona (Covid-19).
Diantara penerbangan-penerbangan yang disebutkan dalam tabel, tertera Malindo Air dengan nomer penerbangan OD171. Tertulis, bahwa OD171 terbang dari Kuala Lumpur tujuan Sydney dengan transit di Denpasar, Bali. Masih data yang tertera, pesawat disebut berangkat pada 29 Februari dan tiba di Sydney pada 1 Maret 2020.
Situs kesehatan yang dikelola negara bagian tersebut juga menyebutkan close contack rows, artinya area bangku yang dekat dengan penderita dan kemungkinan bisa tertular, yaitu di kursi di baris 13, 14, 15, 16 dan 17. Malindo Air diketahui mulai membuka penerbangan Kuala Lumpur ke Sydney via Denpasar sejak 14 Agustus 2019. Penerbangan dalam kelas bisnis dan ekonomi ini dilayani setiap hari dengan menggunakan pesawat narrowbody Boeing 737-900, yang punya komposisi 12 kursi kelas bisnis dan 168 kursi kelas ekonomi.
Informasi yang dirilis situs NSW Health, sontak membuat perhatian netizen di Indonesia, lantaran pesawat OD171 transit di Denpasar dan belum diketahui informasi penanganan lebih lanjut atas rilis informasi ini.
Baca juga: Gegara Virus Corona dan Tak Dapat Utang Baru, Maskapai Terbesar Inggris “FlyBe” Bangkrut
Seperti halnya maskapai-maskapai lain, Malindo Air juga terimbas sepinya penumpang, bahkan maskapai yang berbasis di Malaysia ini mengeluarkan kebijakan untuk memotong gaji karyawan hingga 50 persen. Kebijakan itu juga mencakup penangguhan penerbangan, penundaan pembayaran terhadap pemasok, hingga meminta staf menjadi sukarelawan untuk cuti tidak dibayar.
Malindo Air(Lion Air Group) belakang ini dikaitkan dengan virus corona Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia, mencari data seluruh penumpang pesawat Malindo Air rute Denpasar – Melbourne pada penerbangan Jumat, 28 Februari 2020 setelah seorang penumpangnya diketahui positif terjangkit virus corona sempat menjadi perhatian netizen di Indonesia, pasalnya situs kesehatan NSW menginformasikan beberapa penerbangan yang terkait tujuan Sydney dan telah terkonfirmasi adanya kasus virus corona (Covid-19). Malindo Air juga terimbas sepinya penumpang,bahkan maskapai berbasis di Malaysia mengeluarkan kebijakan memotong gaji karyawan hingga 50 persen. hingga meminta staf menjadi sukarelawan untuk cuti tidak dibayar.
menjadi perhatian netizen di Indonesia, situs kesehatan NSW menginformasikan beberapa penerbangan yang terkait tujuan Sydney dan telah terkonfirmasi adanya kasus virus corona (Covid-19).Malindo Air terimbas sepinya penumpang, maskapai di Malaysia mengeluarkan kebijakan untuk memotong gaji karyawan hingga 50 persen
Lalu meminta staf menjadi sukarelawan untuk cutinya tidak dibayar
Dampak dari virus corona sangatlah besar dan merugikan banyak maskapai penerbangan seperti salah satunya adalah Malindo Air (Lion Air Group) yang harus memotong gaji para staffnya hingga 50% untuk menutupi biaya penangguhan penerbangan, penundaan pembayaran kepada pemasok.
menurut saya, jika virus corona terus menerus menjangkiti dunia kemungkinan akan banyak perusahaan maskapai yang mengalami kebangkrutan.
Malindo Air juga terimbas sepinya penumpang,bahkan maskapai berbasis di Malaysia mengeluarkan kebijakan memotong gaji karyawan hingga 50 persen. hingga meminta staf menjadi sukarelawan untuk cuti tidak dibayar.