Friday, April 18, 2025
HomeAnalisa AngkutanTransformasi Headset Pilot Sejak Era Perang Dunia I Sampai Sekarang

Transformasi Headset Pilot Sejak Era Perang Dunia I Sampai Sekarang

Tak bisa dipungkiri, pilot hampir sangat bergantung pada headset. Sangat jarang ditemukan pilot menerbangkan pesawat tanpa bantuan headset, terlebih pilot pesawat modern seperti sekarang. Sejauh ini, memang belum terdapat kasus tertundanya penerbangan akibat pilot lupa membawa headset. Tetapi, perannya tetap tak tergantikan.

Baca juga: Perang Dunia I Dorong Ilmuan Inggris Kembangkan Telepon Nirkabel di Kokpit

Sejarah headset pilot pesawat sudah dimulai sejak Perang Dunia I. Perkembangannya berjalan beriringan dengan telepon nirkabel di kokpit dan menjadi satu kesatuan terkait komunikasi pilot dari udara-ke-udara serta udara-ke-darat.

Di awal penggunannya, pilot hanya bisa mendengarkan headset. Untuk bisa mengirimkan pesan, headset khusus mendengar harus dilepas terlebih dahulu kemudian lanjut memakai headset khusus mengirimkan pesan. Transmisinya pun lebih sedikit dan mengharuskan pilot memberikan pesan atau jawaban pendek sehingga muncul fraseologi singkat seperti “roger” yang mewakili kode Morse huruf “R”.

Saat itu, headset belum digunakan secara luas melainkan terbatas di kalangan sekutu saja, yang mulai mengembangkan headset dan sistem komunikasi di kokpit pada pertengahan antara tahun 1910-1920.

Baca juga: 10 Barang Bawaan Penting Bagi Pilot, Nomor 7 Tak Dibawa, Gagal Terbang!

Seiring waktu, dari tahun 1950 sampai pertengahan tahun 1970an, headset pilot di kokpit jauh berkembang, meliputi komunikasi dua arah dan transmisi yang lebih panjang. Namun, tetap masih tertinggal dalam beberapa hal, seperti bobot yang masih berat, desain kuno, dan teknologi yang masih terbatas dengan tidak dilengkapi peredam kebisingan aktif.

Peredam kebisingan pada headset pilot hanya menggunakan karet dan busa untuk melindungi kebisingan dari luar. Ini masih lebih baik digunakan daripada tidak sama sekali, mengingat mesin piston masih mendominasi di era ini. Tak jarang, banyak pilot di dunia yang mengaku mengalami gangguan pendengaran karean headset yang ada gagal mengahalau kebisingan dari luar.

Di tahun 1970an, Dr. Amar Bose dan para insinyurnya mulai mengembangkan headphone peredam bising aktif pertama (dikenal sebagai teknologi ANR). Teknologi ANR mengandalkan penutup telinga berinsulasi yang sama dengan headset sebelumnya. Bedanya, terdapat fitur mikrofon kecil di setiap cangkir yang cocok dengan frekuensi dan amplitudo suara sekitar (seperti mesin dan aliran udara) sebelum mencapai telinga.

Teknologi tersebut telah disempurnakan dari waktu ke waktu dan sekarang menjadi standar untuk hampir semua headset penerbangan modern (headset pilot) dan banyak headset biasa untuk penggunaan sehari-hari.

Baca juga: Inilah Asal Mula Kata ‘Roger’ yang Kerap Diucapkan Pilot Sipil dan Militer

Saat ini, penggunaan headset pilot sendiri sudah diatur ketat oleh Federal Aviation Administration (FAA) dan European Aviation Safety Agency (EASA). Pedoman FAA dan EASA tersebut meliputi material, stadar teknis, kinerja, dan lain sebagainya.

Pilot umumnya diharuskan mengenakan headset saat di darat dan ketinggian di bawah 18 ribu kaki. Selebihnya, terutama saat cruising, pilot dapat melepas headset dan menggantinya dengan komunikasi lewat intercom speaker atau hand-held microphone, kecuali pada pesawat narrowbody yang bising seperti Boeing 737 atau pesawat propeller.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru