Saturday, October 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanTragedi Aeroflot Flight 3932, Kecelakaan Paling Mematikan Kedua Tupolev Tu-104

Tragedi Aeroflot Flight 3932, Kecelakaan Paling Mematikan Kedua Tupolev Tu-104

Aeroflot mempunyai sejarah kelam bersama pesawat yang dilabeli sebagai pesawat paling mematikan di dunia, Tuploev Tu-104. Ketika itu, pesawat tengah beroperasi di rute Sverdlovsk (sekarang dikenal sebagai Yekaterinburg) ke Vladivostok via Omsk, Novosibirsk, Chita, dan Khabarovsk. Namun nahas, beberapa saat setelah lepas landas, pesawat jatuh dan menewaskan 100 penumpang serta 8 kru. Peristiwa ini pun dikenang sebagai kecelakaan paling mematikan kedua yang melibatkan pesawat itu.

Baca juga: Kisah Tupolev Tu-114, Pesawat Turboprop Tercepat, Terbesar, dan Jangkauan Terjauh di Dunia

Tupolev Tu-104 memang menjadi salah satu kebanggan Uni Soviet 9Rusia) saat itu di sektor pesawat sipil sebagai pelopor penerbangan jet komersial Soviet dan salah satu pesawat jet pertama di dunia. Namun, fakta berbicara lain.

Pesawat yang didesain oleh Biro Desain Tupolev itu dianggap sangat tidak bisa diandalkan dan tidak terkontrol. Pesawat itu kerap mengalami Dutch roll, yaitu berguling ke satu arah dan berayun ke sisi lain. Tu-104 juga sangat rentan mati mesin pada kecepatan rendah. Selain itu, kualitas elektronik di dalam pesawat itu sangat buruk.

Banyak pilot yang mengeluhkan karakteristik pesawat tersebut. Namun, para perancang Tu-104 di biro Tupolev menolak menerima kenyataan bahwa ada sesuatu yang salah dengan pesawat itu dan malah menuduh para pilot tidak profesional.

Meski begitu, pada akhirnya, Tupolev Tu-104 pun dinobatkan oleh banyak pihak menjadi pesawat penumpang Soviet paling berbahaya dalam sejarah. Dari 201 unit yang diproduksi, 37 atau hampir seperlimanya hilang dalam kecelakaan udara menewaskan 1.137 orang; termasuk di dalamnya kecelakaan Tupolev Tu-104 Aeroflot Flight 3932 pada 30 September 1973.

Dihimpun dari berbagai sumber, pesawat dengan nomor registrasi CCCP-42506 diketahui sudah terbang selama 20 ribu jam terbang. Cuaca juga dilaporkan normal dengan jarak pandang 6 km dan suhu 3 derajat Celcius. Pesawat diawaki oleh pilot berpengalaman Kapten Boris Stepanovich Putintsev, kopilot Vladimir Andreevich Shirokov, Navigator Pyotr Gavrilirich Kanin, dan Flight Engineer Ivan Yakovlevich Raponov.

Setelah pre-flight check tuntas, pesawat lepas landas pukul 18:34 waktu Moskow atau 20:34 waktu setempat. Pilot diberi bantalan (bearing) 256 derajat menuju Omsk dan naik ke ketinggian 4.900 kaki. Pilot merespon dan menyebut akan menginformasikan bila sudah mencapai ketinggian tersebut.

Pukul 20:35, pesawat mengikuti prosedur dengan berbelok ke kiri 35 derajat. Sambil menambah ketinggian, pesawat terus miring 75 derajat dan berhasil mencapai ketinggian 3.900 kaki.

Pukul 20:37 waktu setempat, kru kokpit melaporkan kehilangan kendali pada pesawat. Tak lama kemudian pesawat dilaporkan jatuh di hutan Sverdlovsk, sekitar 10 km barat daya bandara, dengan kecepatan 150 knot, dan terbakar.

Dari hasil penyelidikan pihak berwenang, penyebab kecelakaan diidenfikasi karena kegagalan mekanis pesawat Tupolev Tu-104.

Baca juga: Tupolev Tu-334, Pesaing Fokker F28 Fellowship yang Tidak Pernah Beroperasi Komersial

Main artificial horizon dan compass system indicated menunjukkan informasi yang salah dan mengakibatkan disorientasi pilot. Itu kenapa pesawat terus miring 75 derajat dan terus miring sambil menambah ketinggian sampai akhirnya jatuh menghantam daratan.

Penyebab kecelakaan tersebut bukan kali pertama terjadi. Kecelakaan paling mematikan Tupolev Tu-104, yang terjadi sebulan setelah kecelakaan ini, juga terjadi karena mirip-mirip dengan itu, dimana terjadi electrical supply dan menyebabkan kegagalan multiple navigation instruments hingga mengakibatkan 114 penumpang dan 8 awak tewas.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru