Airbus rampung mengirimkan pesawat superjumbo A380 ke Emirates, Kamis lalu. Ini bukan sekedar pengiriman pesawat biasa, melainkan menjadi penanda berakhirnya era pesawat komersial terbesar di dunia itu selama 14 tahun terakhir.
Baca juga: Orang Berpengaruh di Airbus Sebut (Dibohongi Soal) Mesin Jadi Sebab Kegagalan A380
Bagi Emirates, ini adalah pesawat A380 ke-123 yang diterima. Bila ditotal, Airbus hanya berhasil mengirim 250 pesawat A380, jauh dari prediksi sebelumnya yang mencapai 1.000 unit.
Pengiriman pesawat Airbus A380 terakhir kemarin ke Emirates juga ditandai dengan ‘upacara’ khusus. Tak lama setelah lepas landas dari pabrik Airbus di Hamburg, Jerman, pesawat melakukan farewell lap, berputar-putar selama beberapa waktu di atas kota pelabuahn tersebut, sebelum menuju Dubai, markas Emirates.
Serah terima pesawat antara Airbus dengan Emirates sengaja dibuat tertutup dan mengecewakan banyak orang, utamanya avgeek di Eropa, jauh berbeda dibanding kemewahan dari kemeriahan pada tahun 2005 silam saat peluncuran Airbus A380 ke hadapan publik.
Selain karena pandemi Covid-19 yang kembali mengganas usai kemunculan varian Omicron, serah terima dilaksanakan secara tertutup juga didasari concern perusahaan yang lebih fokus pada pesawat-pesawat twinjet-nya belakangan ini.
Baca juga: Mengharukan, Warga Iringi ‘Kepergian’ Airbus A380 Terakhir Saat Lewati Pedesaan Perancis
Meski era Airbus A380 dianggap sudah usai, Presiden Emirates, Tim Clark, justru memandang sebaliknya. Ia percaya, bahwa pesawat komersial terbesar di dunia masih memiliki banyak hal menarik untuk menarik penumpang duduk di kursinya.
“Ada (yang menyebut) penurunan ketertarikan dan antusiasme (penumpang untuk naik A380). Kami tidak sependapat dengan itu; kami menggunakan pesawat (A380) yang hebat ini untuk bekerja,” katanya.
“Kami memiliki apa yang saya pikir sebagai salah satu pesawat terindah yang pernah diterbangkan,” tutupnya, seperti dikutip dari Reuters.
Setelah pesawat Airbus A380 terakhir resmi dikirim, praktis, pabrik perakitan di Toulouse, Perancis, sempat terkatung-katung. Sebab, sebagian besar space di pabrik ini digunakan untuk merakit pesawat superjombo itu.
Baca juga: Blak-blakan, Ternyata Ini Rahasia Emirates Jadi Operator A380 Terbesar di Dunia
Namun, Airbus menyebut, space kosong yang ditinggalkan A380 akan digantikan dengan pesawat-pesawat narrowbody yang penjualannya jauh lebih baik. Demikian juga dengan pabrik Airbus di Hamburg.
Seperti diketahui, Airbus telah menghentikan produksi super-jumbo jet rakitannya, A380 pada awal tahun 2019 lalu. Sebelumnya, raksasa manufaktur asal Benua Biru ini mendapatkan pembatalan pesanan dari sejumlah maskapai yang telah atau hendak menggunakan armada widebody ini, mulai dari Qantas, Singapore Airlines, Etihad hingga pengguna terbesarnya, Emirates.