Dalam industri transportasi, penyediaan layanan online menjadi tonggak penting yang harus dicapai, terlebih bila yang disasar adalah tingkat efisiensi dari beban biaya operasional. Dan salah satu perusaahan transportasi nasional yang sukses menghantarkan sistem penjualan tiket online adalah PT KAI (Persero). Di masa lalu jalur penjualan tiket lumrah dilakukan di stasiun, dan kini PT KAI telah mampu menggeser tren pembelian tiket, dimana 46 persen jalur pembelian tiket KAI sudah dilayani secara online dari web dan aplikasi.
Menyadari luasnya pasar online, dan target untuk mempercepat efisiensi biaya operasional, mayoritas sistem penjualan tiket KAI kini diserahkan lewat mekanisme business to business (B2B) dengan melibatkan 23 mitra swasta. “Kami memang berniat mendorong penjualan tiket secara online, pasalnya fokus pada online akan mengurangi beban biaya operasional, dengan mekanisme online maka tidak diperkukan pembinaan SDM, kami pun tak perlu repot memikirkan karir dan lokasi penjualan tiket seperti saat ini,” ujar M. Kuncoro Wibowo, Direktur Komersial dan IT PT KAI kepada KabarPenumpang.com. Ia menambahkan, pola dominasi sistem online pada penjualan tiket KA juga lumrah diterapkan di negara-negara maju.
Dilihat dari komposisi mitra B2B penjualan tiket KAI, saat ini dikenal empat mitra utama, yakni Traveloka.com, Tiket.com, Indomaret, dan Alfamart. “Pangsa penjualan tiket mereka cukup besar, bisa sampai 5 miliar transaksi dalam satu hari,”ungkap M. Kuncoro Wibowo. Selain itu PT KAI juga mempunyai jalur penjualan online organik milik internal, yakni KAI Access, porsi penjualan tiket online dari jalur online milik KAI ini disebut-sebut mencapai 2,2 miliar per hari. Karena berusaha menggaet pasar lebih besar, PT KAI terus membuka kesempatan bagi mitra-mitra baru untuk bergabung dalam penjualan tiket online, seperti belum lama ini Blibli.com dan Bukalapak.com telah bergabung sebagai mitra B2B PT KAI.
Meski terus membuka pintu bagi mitra-mitra baru, PT KAI memberi syarat dan aturan ketat dalam sistem penjualan tiket online. Selain harus berstatus sebagai PT (Perseroan Terbatas), setiap mitra harus menyediakan dana deposit Rp1 miliar, dan saldo minimum. Kuncoro menambahkan, “Kami tak ingin bermitra dengan yang ecek-ecek, jika target minimum tidak tercapai dan ada ketentuan yang dilanggar maka kami bisa saja menghentikan kerjasama dengan mereka,” kata M. Kuncoro.