Penamaan stasiun atau Naming Right MRT Jakarta saat ini ada tiga stasiun yang sudah laku. Tiga stasiun ini merupakan gelombang pertama dari delapan stasiun yang dilelangkan. Ketiganya yakni Dukuh atas, Setiabudi dan Istora.
Baca juga: Konstruksi Capai 97,52 Persen, MRT Jakarta Lakukan Fase Parallel Trial Run
“Nama ketiga stasiun ini adalah, Stasiun Dukuh Atas BNI, Stasiun Setiabudi Astra dan Stasiun Istora Mandiri,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar yang ditemui KabarPenumpang.com, Rabu (27/12/2018).
William mengatakan, saat ini untuk gelombang kedua masih tersisa sepuluh stasiun yakni tiga underground dan tujuh elevated. Dia menambahkan untuk Bundaran HI sendiri MRT Jakarta membuka untuk developer yang ada diluar kawasan sekitar 700 meter dari stasiun.
“Di HI karena banyak tenant atau developer, sehingga kita memutuskan untuk yang jaraknya 700 meter dari stasiun kita. Yang jelas masih dalam cakupan tersebut,” jelasnya.
Dalam hal ini, untuk pemilik nama stasiun MRT Jakarta dalam tender sepuluh tahun dan pembayaran dilakukan setiap tahunnya dan akan ada review. Pemenang lelang naming right sendiri dilakukan melalui e-auction dimana peserta penawar tertinggi yang menjadi pemenang dan ini dilakukan tertutup.
Selain naming right, PT MRT Jakarta juga baru saja menghadirkan mini booth information center di Dukuh Atas. Nantinya masyarakat bisa mendapatkan informasi yang lebih jelas di booth tersebut. William mengatakan, selain itu, masyarakat juga bisa menscan QR Code yang ada di banner dan langsung tersambung pada website MRT Jakarta.
Pada hari yang sama peresmian mini booth information centre, MRT Jakarta kedatangan Minister of Land Infrastructur and Transport Japan atau Menteri Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Jepang Keiichi Ishii. Keiichi bersama Jajaran PT MRT Jakarta serta awak media ikut mencoba kereta MRT dari Bundaran HI menuju ke Depo di Lebak Bulus.
Dalam uji coba tersebut, Keiichi mengatakan, dirinya sangat senang menikmati MRT Jakarta karena sangat nyaman dan getarannya minim serta tidak berisik.
“MRT Jaakarta ini lebih dari apa yang ada di Jepang. Saya sudah melakukan tinjauan pada dua tahun lalu dan proyek itu kini sudah terbentuk atas dua kerjasama dan saya berharap hubungan kerja sama dengan Indonesia,” ujar Keiichi.
Baca juga: MRT Jakarta Pertimbangkan Kehadiran ‘Gerbong’ Khusus Penumpang Wanita
Dia menambahkan, kehadiran MRT Jakarta diharapkan dapat membatu masalah Jakarta yakni kemacetan luar biasa dan berharap saat mulai perdana pada 2019 bisa berjalan dengan tuntas.
“Saya dengar MRT Jakarta diberi nama Ratangga dan ini berharap menjadi sangat kuat di Jakarta dan memeberi kemudahan bagi masyarakat,” tutur Keiichi.