Kendaraan yang bergerak di jalanan tak luput dari pandangan kita jika terjadi roda slip pada kondisi tertentu. Meski jalanan yang dilewati terbilang halus dan mulus tapi tak menutup kemungkinan jika ban kendaraan bisa saja terjadi slip. Salah satunya saat kondisi jalan licin akibat karena permukaan jalan yang bacah. Bisa karena kondisi hujan ataupun tumpahan cairan yang mengakibatkan roda jadi licin, bahkan kendaraan tersebut bisa menimbulkan kecelakaan.
Baca juga: Kenali Jenis Kereta Crane yang Bantu Evakuasi KRL Anjlok di Cilebut
Nah, hal tersebut juga dialami transportasi kereta api. Meski yang dilewati rel berbahan baja, namun kereta api saat berjalan juga mengalami roda slip. Kondisi yang dialami saat roda kereta api slip dari berbagai macam kondisi. Selain hujan yang membuat rel jadi licin, pengaruh medan yang dilalui kereta api pun ada pengaruhnya. Seperti jalan menanjak, tikungan, saat kecepatan perlahan bahkan kontur rel yang tidak rata dan banyak persambungan.
Slip pada roda mengakibatkan tekanan untyk bergerak menjadi berat, apalagi hingga membawa rangkaiamn panjang dan memiliki berat setiap unit kereta/gerbong. Untuk lokomotif penarik saja dibutuhkan bantuan agar terhindar dari roda slip. Bantuan yang dimiliki lokomotif adalah sistem pemasir yang terhubung pada selang disamping tiap–tiap roda. Jika terjadi slip pada roda dan masinis merasa tarikannya menjadi berat bantuan pemasir pun dilakukan.
Pemasir tersebut dengan cara menyemprotkan pasir pada permukaan kepala rel atau dengan mengendalikan gaya traksi. Penyemprotan pasir berfungsi untuk menaikkan koefisien gesek antara rel dengan roda, sehingga berat adesi akan naik dan selisih antara gaya traksi dengan berat adesif semakin kecil dan roda bisa berputar tanpa adanya slip lagi. Sementara pengendalian gaya traksi umumnya dengan cara menurunkan sementara daya dari mesin ke transmisi namun tetap diatas gaya yang di butuhkan untuk melawan berat adesi agar kereta tetap bisa bergerak.
Baik dalam kondisi cuaca baik maupun buruk, jika memang roda slip penyemprotan pasir tetap dilakukan. Karena jalur kereta api di Indonesia memiliki wilayah dengan kontur tanah pada rel yang tidak selalu baik dan selalu dilakukan pengecekan, maka dari itu masinis yang menjalankannya juga harus siaga pada wilayah tersebut.
Baca juga: Yuk, Kenalan dengan Djoko Tingkir – Sang Kereta Penolong
Tak hanya lokomotif yang bisa slip pada roda, rangkaian KRL (Kereta Rel Listrik) pun tak luput dari roda slip. Namun rel yang dilewati KRL masih terbilang baik dan tidak terjal, saat roda slip di KRL terjadi pada kondisi tertentu saja, misalnya cuaca turun hujan. Memang KRL tidak memiliki pemasir di tiap rangkaiannya, namun dengan menambah kekuatan pada mesin saat berjalan, sudah cukup membantu terhindarnya dari roda slip. (PRAS – Cinta Kereta Api)