Teka-teki kecelakaan pesawat Airbus A320 EgyptAir pada 19 Mei 2016 akhirnya terungkap. Temuan tim ahli di Perancis menyebut kecelakaan disebabkan oleh kebarakan hebat pada kokpit dan menyebabkan pesawat hilang kendali dan jatuh di Laut Mediterania. Kebakaran terjadi akibat rokok milik salah seorang pilot yang akhirnya menyulut oksigen dari masker oksigen kru kokpit yang bocor.
Baca juga: 11 Kasus Misterius Dalam Dunia Penerbangan
Kecelakaan pesawat Airbus A320 EgyptAir flight MS804 pada tahun 2016 silam menyebabkan 66 orang -penumpang dan kru- tewas, termasuk 40 warga Mesir dan 15 warga Perancis.
Sebelum kecelakaan, pesawat dan penerbangan relatif lancar tanpa gangguan apapun. Pesawat diketahui lepas landas dari Bandara Charles de Gaulle pada 23.19. Pesawat dijadwalkan tiba di Kairo, Mesir pada pukul 03.15 waktu setempat.
Pada pukul 1.50 dini hari, pesawat melakukan final contact dengan petugas ATC. Di jam 02.26, petugas ground control fails mencoba kontak pesawat namun tak ada respon. Pukul 02.29, pesawat hilang dari radar -antara Kereta dan pantai utara Mesir- setelah melakukan dua manuver, manuver pertama 90 derajat ke kiri dan manuver kedua 360 derajat ke kanan.
Biro Penyelidikan dan Analisis untuk Keselamatan Penerbangan Sipil (BEA) Perancis awalnya, tak lama setelah kecelakaan itu, menduga kecelakaan ini terjadi akibat kegagalan mekanis.
Baca juga: Bagaimana Bisa Oksigen Tersedia di Kabin Pesawat Saat di Ketinggian 30 Ribu Kaki Lebih?
Namun, pada tahun 2018, laporan BEA menyebutkan kecelakaan terjadi akibat kebakaran di dalam pesawat. Dugaan ini berdasarkan bukti data dari black box (FDR dan CVR). Namun, ketika itu BEA tidak dapat menjelaskan bagaimana kebakaran bisa terjadi. Barulah pada laporan terbaru penyebab kebakaran dalam pesawat nahas itu terungkap.
Dalam salinan laporan setebal 134 halaman yang dilihat harian Italia Corriere della Sera, tim ahli menyimpulkan kebakaran terjadi akibat pilot merokok di kokpit.
Rokok tersebut kemudian menyulut oksigen dari masker oksigen pilot pilot-kopilot yang bocor dan terjadilah kebakaran. Kebocoran oksigen terekam dengan jelas di CVR berupa suara desisan. Automatic ACARS messaging system juga menandai adanya asap di pesawat.
Masker tersebut diketahui baru diganti tiga hari sebelum kecelakaan oleh tim maintenance EgyptAir. Entah kenapa, katup pelepasnya disetel ke posisi darurat. Dalam manual book Airbus, katup yang berada di posisi darurat (emergency) membuat sistem membiarkan oksigen bocor untuk ketersediaan oksigen di kabin dan kokpit.
Baca juga: EgyptAir Minta Maaf Terkait “Wawancara Palsu” Drew Barrymore di Majalah Penerbangan
Ini yang pada akhirnya menyebabkan oksigen menyebar ke sudut-sudut kokpit dan menyebabkan kebakaran usai dipantik api dari rokok. Ketika itu, merokok dalam kokpit memang belum dilarang oleh otoritas penerbangan sipil Mesir. Jadi, secara prosedur, pilot tak melanggar apapun.
Meski begitu, pihak berwenang Mesir menolak laporan tersebut. Sebaliknya, mereka tetap menduga kuat bahwa pesawat di bom oleh teroris. Dugaan ini berdasarkan temuan jejak bahan peledak pada korban tewas.