Pesawat Airbus A320 Batik Air ID-6803 rute Jambi-Jakarta memutuskan untuk kembali atau return to base (RTB) dan mendarat darurat di Bandara Sultan Thaha Jambi, karena salah satu indikator menyala di ruang kokpit (yang memberitahukan atau menunjukkan) kemungkinan ada kendala teknis (technical reason).
Baca juga: Dengan Mesin Eco-Friendly, Batik Air Datangkan Airbus A320NEO Pertama
Usai mendarat dengan selamat dan seluruh penumpang yang berjumlah 114 dewasa, 2 (dua) tamu anak-anak serta 1 (satu) balita dievakuasi dan diberangkatkan kembali, bahkan sampai saat ini pun, penyebab insiden itu masih misteri. Tetapi, satu yang pasti, nose gear atau roda bagian depan pesawat patah, menunjukkan ada yang salah dengannya.
Dalam keterangan resmi maskapai melalui Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro, pesawat Batik Air lepas landas pada pukul 13.28 WIB.
Namun, setelah lepas landas, pesawat, yang sempat berputar-putar selama beberapa menit untuk mempersiapkan pendaratan dan mengurangi bahan bakar untuk mengurangi risiko, akhirnya landing kembali ke Bandara Sulthan Thaha Jambi pada pukul 13.51 WIB karena salah satu indikator menyala di ruang kokpit (yang memberitahukan atau menunjukkan) kemungkinan ada kendala teknis (technical reason).
Akan tetapi, menurut keterangan Executive General Manager Bandara Sultan Thaha Jambi, Indra Gunawan, pesawat kembali ke bandara lantaran ada kendala pada roda depan. Tak disebutkan dengan jelas kendala apa yang dimaksud.
Usai mendarat, roda bagian depan nampak patah meski proses pendaratan dilaporkan mulus. Lain cerita bila pendaratan hard landing diambil dan pesawat sampai bouncing berkali-kali, mungkin hal itu bisa saja menyebabkan roda depan pesawat patah dan menyebabkan insiden berdarah seperti yang terjadi pada Garuda Indonesia flight 200. Tetapi, nyatanya tidak.
Namun, menurut The Aviation Herald, selama proses lepas landas dan terbang sampai di ketinggian 3.000 kaki, observer bandara melihat ada percikan api dan asap dari nose gear dan dilaporkan ada kendala teknis. Hal itu kemudian diperkuat dengan aktifnya alarm di kokpit.
Baca juga: Makin Strong! Batik Air Terima Kedatangan Airbus A320-200CEO Ke-44
Pesawat Airbus A320-200 PK-LUT diketahui baru berusia 3,9 tahun atau dikirim ke Batik Air pada Mei 2017 silam. Saat ini, maskapai full service bagian dari Lion Group itu mengoperasikan 45 pesawat tersebut.
Meski roda depan patah dan menyulitkan evakuasi, sehari setelah insiden itu, pesawat berhasil dipindahkan atas kerjasama teknisi maskapai, regulator, instansi, dan pihak bandara.