Pada periode 80-an hingga 90-an, terdapat moda transportasi di Ibukota yang mampu menampung penumpang melebihi kapasitas bus normal, dan moda ini sempat menjadi tulang punggung transportasi Jakarta di kala masa jayanya. Ya, bus tingkat. Hadirnya bus ini terbukti ampuh untuk ‘menjaring’ penumpang lebih banyak dengan harga murah. Namun seiring berjalannya waktu, moda ini terpaksa memasuki masa pensiun setelah dianggap tidak lagi berterima di Ibukota.
Baca Juga: Si Jangkung Merah dari Inggris Pernah Jadi Primadona Transportasi Jakarta
Berbicara soal moda darat bertingkat, ternyata tidak hanya bus saja lho yang bertingkat. Ada moda darat lain yang memiliki deck tambahan pada bagian atasnya, walaupun moda ini tidak bisa kita temui di Indonesia.
Ya, moda yang dimaksud adalah Double-Decker Tram. Sesuai dengan namanya, ini merupakan sebuah trem yang memiliki dua tingkat. Dilihat dari segi penampilannya, Double-Decker Tram ini sendiri terbagi ke dalam dua jenis, ada yang bagian atasnya tertutup, ada juga yang terbuka.
Double-Decker Tram sendiri sempat populer di beberapa kota di Benua biru, seperti Berlin, London, dan beberapa Negara Persemakmuran, termasuk Auckland, Christchurcasmania di Australia, dan beberapa negara lainnya di kawasan Asia. Namun beberapa kota seperti Hong Kong, Alexandria, Dubai, dan Blackpool masih tetap mengoperasikan Double-Decker Tram ini.
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman Wikipedia.com, di awal kemunculannya, Double-Decker Tram ini masih belum menggunakan mesin atau bahkan tenaga listrik sekalipun, masih ditarik dengan menggunakan kuda. Ketika perkembangan jaman mulai merambah di Inggris, barulah Double-Decker Tram ini berevolusi menggunakan tenaga listrik pada tahun 1885, dan Blackpool menjadi kota pertama yang mengoperasikan sarana transportasi umum ini.
Ternyata, trem ini digandrungi oleh banyak kalangan, sampai- sampai London Transport sebagai pemangku kepentingan transportasi warga Inggris mendapat julukan sebagai operator yang paling banyak mengoperasikan Double-Decker Tram. Namun sayangnya, kedigdayaan Double-Decker Tram di jalanan Inggris hanya bertahan hingga tahun 1952 saja.
Walaupun bentuk dan modelnya beragam, namun secara keseluruhan desain dari trem bertingkat ini bisa dibilang sama persis dengan Routemaster, ikon bus tingkat asal London. Bedanya hanya terletak pada jalur yang dilaluinya. Secara harfiah, trem masuk ke dalam kelas Light Rapid Transit (LRT), dimana angkutan umum berbasis massal ini mampu untuk mengangkut penumpang dalam jumlah banyak, namun tidak melebihi kapasitas angkut dari Mass Rapid Transit (MRT).
Baca Juga: Di Jakarta Segera Beroperasi MRT dan LRT, Tahukah Artinya?
Nah, bagi Anda yang tertarik untuk melihat secara langsung Double-Decker Tram bertenaga listrik pertama seperti yang sudah disinggung di atas, Anda bisa mengunjungi National Tramway Museum yang terletak di Derbyshire, Inggris. Di sana, Anda bisa menjumpai berbagai jenis trem dari masa ke masa!