Untuk Anda yang sering memilih kereta api sebagai moda transportasi, tentu tak asing di telinga ketika mendengar kata bordes. Kata bordes kerap kali ditemukan di sudut-sudut gerbong dalam bentuk stiker himbauan, hingga pengumuman mengenai aturan-aturan selama menggunakan si Ular Besi ini dalam bentuk rekaman audio yang selalu diputar sesaat sebelum kereta mengular. Namun, apa sih definisi kata bordes sendiri? Berikut KabarPenumpang.com akan membahas mengenai serba-serbi bordes dihimpun dari berbagai sumber.
Baca Juga: Java Nacht Express, Layani Jakarta – Surabaya, Inilah Kereta Mewah Pertama di Indonesia
Jika mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, bordes merupakan tangga untuk naik ke pintu (kereta dan sebagainya). Jika ditelaah lebih dalam, bordes yang dimaksud di sini adalah sambungan antar gerbong, yang biasanya terdapat toilet dan pintu masuk kereta api jarak jauh. Dulunya, para penumpang yang mulai merasa jenuh, akan menggunakan bordes sebagai tempat untuk mereka merokok atau hanya sekedar meluruskan badan, bahkan tidak jarang ditemui ada penumpang yang tidur di bordes. Namun seiring berjalannya waktu, peraturan baru pun diterapkan oleh PT KAI untuk tidak lagi memperbolehkan penumpang berada di bordes untuk kepentingan apapun.
Peraturan yang mulai berlaku per tanggal 31 Maret 2017 kemarin bertujuan untuk mempermudah proses evakuasi jika ada kejadian yang tidak diinginkan selama perjalanan. Walaupun alasan tersebut bukanlah menjadi alasan utama mengingat faktor aksesibilitas dan sekuritas lebih masuk akal. Ruang bordes yang bisa dibilang sempit merupakan satu-satunya akses penumpang yang ingin menggunakan toilet, terbayangkah oleh Anda bagaimana jika seseorang yang hendak menggunakan toilet terpaksa berdesak-desakkan karena banyaknya orang di bordes?
Baca Juga: KA Kuda Putih, Menapaki Jejak Kereta Rel Diesel Pertama di Indonesia
Belum lagi jika awak kereta yang hendak menawarkan penganan kepada para penumpangnya terpaksa menerobos kerumunan orang yang diam di bordes, terutama jika ia membawa makanan atau minuman yang dipesan oleh penumpang. Dilihat dari segi sekuritas, bordes memang bukan tempat yang dikhususkan untuk penumpang, mengingat ada ruang terbuka antar gerbong yang bisa saja membahayakan penumpang. Belum lagi pintu kereta yang hanya menggunakan selot biasa, tanpa ada campur tangan elektronika, tentu saja ini bisa membahayakan siapapun yang berlama-lama di sana.
Terlepas dari peraturan baru mengenai sambungan gerbong itu sendiri, sebenarnya kata bordes merupakan serapan dari bahasa Belanda yang memiliki arti teras. Ketika mengetahui tentang fakta tersebut, maka ini bisa diasosiasikan dengan salah satu meneer Belanda yang berperan serta dalam pembangunan jalur kereta di desa Kemijen, Jawa Tengah pada tanggal 17 Juni 1864, Ir. J. P. de Bordes. Ia merupakan pemimpin dari Naamloze Vennootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (Perseroan Terbatas Hindia Belanda Railway Company) yang memprakarsai pencangkulan pertama jalur kereta api di desa Kemijen. Lalu, apakah kata bordes yang selama ini sering kita dengar di kereta api merupakan bentuk apresiasi terhadap Ir. J. P. de Bordes? Silakan Anda menilainya sendiri.