Penutupan perlintasan sebidang (JPL 16) di Jalan Bungur Besar 17, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kemayoran, Jakarta Pusat ini dimulai awal Februari, Selasa (1/2). Tak ada lagi warga berkendara yang melintas di perlintasan ini.
Baca juga: Mengenal Bandar Udara Kemayoran, Bandara Internasional Pertama di Indonesia
Saat tim kabarpenumpang.com menelusuri perlintasan, hanya suara sirene pintu perlintasan saja yang terdengar cukup keras saat keret api melintas. Palang pintu di perlintasan ini memang belum di copot, mengingat warga yang berjalan kaki masih terlihat melewati area ini. Jadi warga yang hendak menyeberang masih terbantu dengan suara sirene jika kereta api akan lewat.
Tak hanya itu, bantalan dan rel kereta api pun terlihat di bagian tengah menutupi jalan raya dengan panjang sekitar 5 meter. Rel kereta api itu sengaja tergeletak di ujung jalan raya guna menghindari arus lalu lintas yang mencoba melewati perlintasan tersebut. Rel dan bantalan terpasang di sisi barat dan timur pintu perlintasan. Selain itu spanduk informasi masih tentang penutupan perlintasan pun masih terpasang di sekitar pagar area rel kereta api.
Sebelum dilakukan penutupan, beberapa warga yang sering melewati area tersebut mengeluh dengan adanya penutupan perlintasan ini. Alasannya perjalanan atau akses yang ditempuh cukup jauh dan membutuhkan waktu yang agak lama dengan kendaraan bermotor. Karena sedari dulu mereka sudah biasa melewati jalan ini dengan alasan perjalanan lebih singkat dan cepat.
Sempat ada spanduk penolakan yang terpasang dari warga sekitar perlintasan dan berharap membatalkan penutupan perlintasan sebidang ini dengan alasan tidak adanya sosialisasi terlebih dahulu terhadap warga sekitar perlintasan. Namun PT KAI tetap memberlakukan penutupan tersebut karena ada alasan tersendiri.
Alasan Penutupan Perlintasan Sebidang
Jika diperhatikan saat menggunakan KRL lintas loop (central) sudah terlihat perubahan pada tiap stasiun, seperti perpanjangan pada peron stasiun. KRL yang melintas di jalur tersebut berjumlah 8 hingga 10 kereta tiap rangkaiannya. Jalur central ini meliputi Manggarai – Sudirman – Karet – Tanah Abang – Duri – Angke – Kampung Bandan – Rajawali – Kemayoran – Pasar Senen – Gang Sentiong – Kramat – Pondok Jati – Jatinegara. Semua stasiun yang melewati jalur itu sudah memiliki peron panjang yang muat hingga 10 bahkan nantinya 12 kereta.
Untuk Stasiun Kemayoran sendiri jika diperhatikan untuk peronnya masih berfungsi hanya untuk 8 kereta saja. Jika KRL memiliki rangkaian 10 kereta, bagian 1 kereta dibelakang tidak mencapai peron. Ternyata berbagai pendapat muncul terutama pada penggemar kereta api. Terlihat ketika KRL 10 kereta paling belakang tidak memasuki peron Stasiun Kemayoran. Ada pemikiran bahwa alasan penutupan perlintasan JPL 16 ini bisa jadi untuk memperpanjang peron yang semula hanya bisa 8 kereta, nantinya bakalan mencapai 10 bahkan 12 kereta.
Baca juga: Menara ATC Tintin – Cagar Budaya yang Tergerus Modernisasi Ibu Kota
Begitu pula rencana pengoperasian KRL jalur 3 dan 4 dengan rute Kemayoran, Ancol, Tanjung Priok. Rencana dijalankan KRL tersebut guna memudahkan penumpang dari arah Jatinegara ke Pasar Senen dengan tujuan Tanjung Priok cukup melewati Stasiun Kemayoran dan Ancol. Penumpang tak perlu lagi transit atau berpindah KRL di Stasiun Kampung Bandan. KRL pun akan segera dioperasikan dengan rute Jatinegara – Tanjung Priok rencananya setelah dibangunnya peron jalur 3 dan 4 Stasiun Kemayoran. Kita tunggu saja progres kedepannya. (PRAS – Cinta Kereta Api)