Bagaimana jadinya ketika tengah menikmati liburan, tetapi pandemi virus corona membuat negara yang tengah disinggahi harus lockdown atau menutup semuanya? Mungkin jawabannya adalah tidak akan nyaman. Ya, hal ini dirasakan oleh seorang ibu 50 tahun dan anaknya yang berusia enam tahun ketika berada di Jaisalmer, India.
Baca juga: Lockdown Serempak Bikin Travelers Hampir Mustahil Bepergian Lintas Benua
KabarPenumpang.com merangkum metro.co.uk (2/4/2020), Dawn Hardwick dan anaknya Rosie yang tengah bepergian di Jaisalmer dekat dengan perbatasan Pakistan dan India mengumumkan jam malam karena pandemi Covid-19 meluas. Negara itu juga melarang 1,3 miliar penduduknya keluar selama 21 hari yang kemudian semua penerbangan internasional dan domestik ditangguhkan serta layanan pada sistem kereta api dibatalkan.
Karena hal ini, ibu dan anak tersebut terperangkap di India bersama ribuan turis lainnya. Bahkan dia kesal dengan Kedutaan Inggris di India yang menutup pintu mereka dan tidak membantu warga negara Inggris yang terjebak di India. Dawn kemudian menceritakan suasana jam malam yang diberlakukan kemudian membuat Jaisalmer berubah dalam sekejap.
“Saya telah bolak balik ke India selama bertahun-tahun dan selalu merasa sangat disambut. Tetapi saya untuk pertama kalinya, saya benar-benar tidak melakukannya. ‘Saya membuat orang-orang berteriak di wajah saya, memanggil kami“ orang asing coronavirus ”. Seorang pria meludahi kami. “Itu menakutkan dan menakutkan tetapi saya harus mengatasinya demi Rosie. Saya menertawakannya dan mengatakan kepadanya bahwa mereka hanya konyol,” cerita Dawn kala itu.
Dawn dan Rosie kemudian memulai serangkaian perjalanan dengan menemukan pengemudi dan mobil taksinya yang bersedia membawa mereka sejauh ratusan mil untuk kembali ke Delhi. Perjalanan pertama membawa mereka keluar dari Jaisalmer ke Jodhpur yang memakan waktu selama lima jam perjalanan darat.
Ketika dirinya dan putri kecilnya tiba di hotel, mereka disemprot dengan desinfektan dari ujung kepala hingga kaki. Keesokan paginya mereka menaiki taksi dengan waktu tempuh lima jam ke Pushkar di mana dia berharap untuk bisa kembali ke Delhi dengan penerbangan. Sayanganya ketika tiba di Puskhar, semua penerbangan domestik dilarang karena lockdown.
“Rosie tertidur dan aku berdiri di balkon dan menangis sambil minum teh. Aku hanya merasa tidak aman. Segalanya berubah dari buruk menjadi lebih buruk. “Dengan putus asa aku menelepon kantor polisi setempat dan berhasil mendapatkan izin yang memungkinkan kami melakukan perjalanan melalui jalan darat,” katanyan.
Perjalanan dari Pushkar ke Delhi membawa Dawn dan Rosie sembilan jam naik taksi lagi. Dia mengatakan kenyataannya adalah di jalanan hanya ada kendaraan militer, jip polisi, truk makanan serta jalanan yang dipenuhi dnegan sapi dan monyet.
“Saya kehilangan hitungan jumlah blok jalan dan setiap kali kami menabraknya, saya diharapkan akan kembali. Polisi memukuli orang-orang yang tidak mematuhi jam malam dengan tongkat panjang. Saya harus menjaga Rosie berjongkok di belakang sehingga dia tidak menyaksikannya,” jelas Dawn.
Begitu keduanya tiba di New Delhi, mereka ke Kedutaan Besar Inggris namun ternyata mereka telah menutup pintu dan bandara dipenuhi oleh orang asing yang berharap kembali ke rumah. Sementara orang-orang dari negara Eropa lainnya dipesan untuk penyelamatan dan Dawn mengakui, tidak ada apapun untuk orang Inggris.
“Seorang teman di Inggris dengan koneksi yang baik di India mengetahui adanya penerbangan Lufthansa yang diselenggarakan oleh Kedutaan Jerman dan ketika saya memberi tahu mereka bahwa saya bepergian sendirian dengan seorang anak, mereka setuju untuk membiarkan kami masuk. Saya tidak bisa menggambarkan perasaan lega berjalan ke dalam kedamaian dan ketenangan taman kedutaan untuk menunggu transportasi kami ke bandara. Saya bisa menangis,” kata Dawn mengakui hal itu.
Dia menyebutkan, mereka dijaga sangat baik, disambut dengan hangat dan diberi minuman. Mereka ke bandara dengan pengawalan militer dan saat naik ke pesawat Dawn merasa benar-benar lelah. Dawn dan Rosie terbang ke Frankfurt Kamis (26/3/2020) lalu dan tiba di rumah pada Jumat (27/3/2020) malam setelah naik pesawat ke London.
Baca juga: Tak Lakukan Lockdown, Singapura Optimalkan Social Distancing
Pada hari Senin (30/3/2020), Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengumumkan rencana £75 juta untuk menerbangkan orang Inggris yang terdampar ke luar negeri kembali ke Inggris setelah kemarahan yang meluas dari mereka yang terjebak di luar negeri. Tapi untuk Dawn dan Rosie, ini terlalu sedikit dan Dwan mengatakan sudah terlambat.