Perjalanan udara selama pandemi Covid-19 amat merepotkan. Penumpang pesawat setidaknya diharuskan untuk hadir empat jam sebelum keberangkatan untuk memeriksa berbagai kredensial atau dokumen, seperti surat keterangan bebas Covid-19, surat keterangan perjalanan, sertifikat vaksin Covid-19, ditambah tiket penerbangan dan identitas diri.
Baca juga: ANA Uji Coba Aplikasi “CommonPass” Pertama Kali Pada Dua Orang Penumpang
Di beberapa negara seperti Indonesia, penumpang juga diminta mengisi kartu kewaspadaan kesehatan (Health Alert Card/HAC) dan formulir penyelidikan epidemiologi yang diberikan personel KKP.
Pada April lalu, di Inggris, tepatnya di Bandara Heathrow London, penumpang pesawat bahkan harus menunggu enam jam, semata untuk pengecekan berbagai dokumen sebagai syarat, sebelum diizinkan terbang. Proses itu bisa menjadi lama karena dokumen tersaji dalam berbagai bahasa sesuai negara asal penumpang serta sistem pengecekannya berbasis hardcopy atau berkas secara langsung.
Melihat hal itu, salah satu perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), IBM, akhirnya meluncurkan paspor kesehatan digital yang dinamakan IBM Digital Health Pass. Dengan paspor kesehatan digital tersebut, penumpang cukup menscan kode QR yang dikirim ke email masing-masing saat di gate.
Penumpang kemudian mengunggah berbagai dokumen dan teknologi backend dari IBM akan mengotentikasi apakah dokumen yang diunggah sudah sesuai persyaratan atau belum. Karena aplikasi sudah disetting dalam berbagai bahasa dunia, proses otentikasinya pun jauh lebih cepat dibanding proses otentikasi secara manual oleh petugas.
Teknologi backend ini juga memudahkan kesesuaian berbagai syarat perjalanan dari masing-masing negara, mengingat mereka mempunyai persyaratan khusus yang khas selain persyaratan lain yang cenderung umum.
Data pribadi penumpang juga tetap aman dengan teknologi enkripsi blockchain, yang menghilangkan kebutuhan untuk mengumpulkan dan menyimpan data pribadi oleh petugas.
Saat ini, aplikasi paspor kesehatan digital IBM sudah digunakan oleh 474 maskapai penerbangan di seluruh dunia, termasuk Air Europa, Air Corsica, French Bee, Air Caraibes, Air Canada, dan Norwegian Air Shuttle, di bawah kontrol Amadeus sebagai penyedia jasa sistem reservasi.
Menurut Christian Warneck, oversees travel safety Amadeus, paspor kesehatan digital ini sangat membantu untuk mengurangi antrean dan memangkas waktu tunggu penumpang selama pengecekan.
“Ini menghindari pemeriksaan yang rumit dan memakan waktu saat bepergian, dan menambah jaminan lebih lanjut kepada maskapai dan penumpang mereka,” jelasnya.
Di tempat terpisah, Greg Land, pakar perjalanan dan transportasi IBM, paspor kesehatan digital akan mendorong digitalisasi seluruh dokumen yang ada, seperti paspor, kartu identitas, dan lain sebagainya, sesuatu yang langkah sebelum adanya pandemi virus Corona.
Baca juga: Keren, Denmark Luncurkan Paspor Digital Covid-19, Seperti Apa?
“Bahkan sebelum pandemi, kami mulai melihat antrean panjang di bandara dan tempat-tempat lain dan itu membuat kami berpikir bahwa kami hanya perlu menemukan cara untuk membawa transformasi digital itu ke tingkat berikutnya,” ujarnya, seperti dikutip dari qz.com.
“Sungguh menyedihkan bahwa dibutuhkan pandemi untuk mendapatkan kemajuan dalam membangun standar-standar ini seputar kredensial digital. Tapi saya pikir apa yang kita alami saat ini, terutama dengan maskapai penerbangan dan perusahaan perjalanan lainnya, membantu kita menyadari manfaat beralih ke ID digital seperti paspor atau SIM,” tutupnya.