Saturday, October 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanTerbang Melampaui Batas, Pesawat Pinnacle Airlines Flight 3701 Berakhir Nahas Gegara Ambisi...

Terbang Melampaui Batas, Pesawat Pinnacle Airlines Flight 3701 Berakhir Nahas Gegara Ambisi Pilot

Pada tanggal 14 Oktober 2004, ada kejadian tidak biasa di dunia penerbangan. Ketika itu, pesawat Bombardier CRJ200 Pinnacle Airlines Flight 3701 yang beroperasi dengan bendera Northwest Airlink, jatuh di dekat Kota Jefferson, Missouri, Amerika Serikat (AS). Hasil investigasi menunjukkan, pesawat jatuh akibat melampaui batas ketinggian terbang. Ini bisa dibilang kejadian langka.

Baca juga: Coffin Corner: Ketika Stall dan Overspeed Bertemu

Sehari sebelum kejadian, pesawat tersebut sebetulnya sudah beroperasi dengan kru kokpit lainnya untuk tujuan yang sama, penerbangan reposisi dari Little Rock ke Minneapolis. Saat mencoba lepas landas, terjadi kesalahan teknis pada pesawat dan dilakukan rejected takeoff.

Berhubung pesawat dibutuhkan pagi esok hari, Pinnacle Airlines pun mengirimkan tim mekanik untuk menangani pesawat. Di malam hari, tim mekanik berhasil menyelesaikan permasalahan dan pesawat siap terbang sepanjang malam dan tiba pagi hari di Minneapolis di pagi hari, tepat saat dibutuhkan.

Berbeda dari kru kokpit sebelumnya, saat kejadian kru kokpit diawaki oleh Kapten Jesse Rhodes yang berusia 31 tahun dan Kopilot Peter Cesarz berusia 23 tahun. Keduanya merupakan jebolan sekolah penerbangan ternama di Florida, AS, dan pernah bekerja di Gulfstream International Airlines, sebelum akhirnya bergabung dengan Pinnacle Airlines.

Bersama pesawat Bombardier CRJ200, keduanya sudah memiliki ratusan jam terbang. Jadi sudah cukup teruji dan berpengalaman.

Dilansir Simple Flying, pesawat Bombardier CRJ200 Pinnacle Airlines Penerbangan 3710 terbang dari Bandara Little Rock Arkansas pada pukul 21:21 waktu setempat dan rencana terbang di ketinggian 33 ribu kaki (10.058 meter). Tak lama setelah lepas landas, pesawat terus climbing ke ketinggian tersebut. Dalam prosesnya pitch pesawat diketahui beberapa kali mengarah ke atas.

Pukul 21:35, pilot meminta izin menambah ketinggian mencapai 41 ribu kaki (12.496 meter) yang mana itu adalah ketinggian operasi maksimum seri Bombardier CRJ. 19 menit kemudian, pesawat mengalami apa yang disebut sebagai coffin corner dan kedua mesin kehilangan tenaga dan pilot kesulitan me-restart-nya.

Tak lama kemudian pilot menyatakan keadaan darurat dan segera turun untuk mendapat kembali kendali pesawat di ketinggian 34 ribu kaki.

Pilot benar-benar gagal me-restart dan meminta ATC memandu ke bandara terdekat untuk pendaratan darurat. ATC mengarahkan pesawat ke Jefferson City Memorial Airport di Kota Jefferson, Missouri. Sambil terus kehilangan ketinggian, pilot menyadari bahwa mereka tidak akan pernah sampai ke bandara dan mulai mencari jalan untuk mendaratkan pesawat.

Sayang, waktu tidak menyediakan kesempatan lebih. Pesawat akhirnya jatuh dan menewaskan kedua pilot.

Hasil investigasi Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) terungkap fakta bahwa pilot Pinnacle Airlines tergabung dalam klub “410”. Untuk menjadi anggotanya, ia harus membawa Bombardier CRJ200 terbang ke ketinggian 41 ribu kaki.

Fakta lain yang terungkap, dari rekaman percakapan dengan ATC di Olathe, Kansas, di CVR, petugas ATC diketahui telah menanyakan bahwa apakah pesawat yang dibawa pilot merupakan Bombardier CRJ200 dan pilot membenarkan hal itu. Petugas ATC mengaku tak pernah melihat pesawat itu terbang di ketinggian 41 ribu kaki.

Baca juga: Mengapa Pesawat Tidak Bisa Terbang Lebih Tinggi dari Spesifikasinya? Tiga Faktor ini Jadi Penyebabnya

Akan tetapi, pilot memaksa bahwa ia hanya terbang berdua tanpa penumpang dan hanya ingin bersenang-senang.

Pada 9 Januari 2007, NTSB mengeluarkan kesimpulan investigasi bahwa pilot tidak profesional dan melanggar prosedur. Pilot juga gagal dalam menyiapkan pendaratan darurat. Terakhir, pilot dianggap tidak tepat atas manajemen double engine failure checklist.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru