Setelah membebas-tugaskan ribuan pegawainya yang terlibat dalam aksi pemberontakan terhadap RUU Ekstradisi yang belakangan lalu memanas di Hong Kong, kini kabar terbaru datang dari anak perusahaan flag carrier Cathay Pacific, Cathay Dragon menyebutkan bahwa pihak maskapai memecat dua orang awak kabinnya. Bukan karena mereka berdua terlibat juga di dalam aksi massa tersebut, melainkan karena dua awak kabin ini menemukan botol oksigen ‘rusak’ di dalam kabin. Namun, ini bukanlah semata soal kerusakan tabung oksigen yang ada di dalam kabin, melainkan adanya dugaan sabotase terhadap Cathay Pacific Group.
Baca Juga: Situasi Tak Kunjung Kondusif, Cathay Pacific Tangguhkan Penjualan Tiket di Hong Kong
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman aerotime.aero (24/9), pihak maskapai memberhentikan kedua awak kabin ini secara tidak terhormat tertanggal 24 September kemarin. Pemberhentian hubungan kerja ini tentu saja tidak dilakukan begitu saja, melainkan sudah ada investigasi dulu sebelumnya. Cathay Dragon mengidentifikasi bahwa satu botol oksigen di dalam pesawat Airbus A330 berada dalam kondisi tekanan rendah.
Penemuan ini sendiri terjadi manakala Airbus A330 Cathay Dragon dengan nomor penerbangan KA730 baru saja menyelesaikan penerbangan dari Bandara Internasional Kuala Lumpur (KUL) menuju Bandara Internasional Hong Kong (HKG) pada Sabtu, 21 September 2019 silam.
“Kami tidak pernah menggadaikan keselamatan kru penerbang dan penumpang kami,” ujar pihak maskapai. Walhasil, tabung oksigen yang berada dalam keadaan tidak sempurna tersebut diganti sebelum pesawat terkait melanjutkan penerbangan selanjutnya.
Sebenarnya ini bukanlah yang kali pertama terjadi, mengingat dalam kurun waktu sebulan terakhir, baik Cathay Pacific maupun Cathay Dragon telah menemukan enam kasus serupa – dimana pihak maskapai menemukan satu atau bahkan beberapa tabung oksigen berada dalam tekanan rendah.
“Semua botol oksigen yang terdampak telah dicek ulang guna menimbang kelaikkannnya dan diisi ulang semisal masih layak,” tulis Cathay Pacific Group dalam siaran pers.
“Kami telah menghubungi Hong Kong Civil Aviation Department (HKCAD) dan aparat kepolisian guna mengusut tuntas kasus semacam ini,” sambungnya.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, tabung-tabung oksigen ini kerap digunakan oleh awak kabin semisal pesawat mengalami depressurisasi.