Lapangan Merah atau Red Square di Moskow, bukan saja dikenal sebagai lokasi parade militer dan wisata bagi para pelancong. Lebih dari itu, Red Square yang langsung bersebelahan dengan Kremlin, pusat pemerintahan Rusia (d/h Uni Soviet), dianggap sebagai wilayah ring 1 dengan pengamanan ketat. Boleh dikata, ketatnya Red Square dan Kremlin sama dengan bagaimana Amerika Serikat melindungi Gedung Putih di Washington.
Namun, tahukah Anda, bahwa benteng pengamana di Red Square dan Kremlin rupanya pernah berhasil ‘ditembus’ dari udara. Uniknya, yang menembus jantung pemerintahan Rusia bukanlah jet tempur, pembom atau pesawat intai. Di luar prediksi, penembus ruang udara Red Square dan Kremlin seorang remaja pria asal Jerman yang menerbangkan pesawat latih ringan turboprop Cessna 172 dari sebuah sekolah penerbangan.
Peristiwa bersejarah dan menjadi perhatian dunia itu terjadi pada 28 Mei 1987 dan dilakoni tunggal oleh Mathias Rust. Pada tahun tersebut, masih menjadi periode dari Perang Dingin, sehingga apa yang dilakukan Rust terbilang nekat, karena menembus ruang udara ring 1 dapat menyebabkan pesawat dicegat dan ditembak jatuh.
Dari catatan sejarah, Mathias Rust menerbangkan Cessna 172 dari Helsinki, Finlandia, ke Moskow. Selama penerbangan, keberadaanya telah dilacak beberapa kali oleh Pasukan Pertahanan Udara Soviet dan pengontrol lalu lintas udara sipil, serta tentunya jet tempur Angkatan Udara Soviet. Namun, setelah adanya kontak visual, pilot jet tempur Soviet tidak mendapatkan izin untuk menembak jatuh Cessna 172.
Dan akhirnya, Rust mendarat di Jembatan Bolshoy Moskvoretsky, di sebelah Red Square dekat Kremlin. Setelah diamankan aparat keamanan, Ia menyebut apa yang dilakukannya adalah untuk membuat jembatan imajiner ke Timur, dan bahwa penerbangannya dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan dan kecurigaan antara kedua pihak, Amerika Serikat dan Soviet selama Perang Dingin.
Penerbangan Rust melalui sistem pertahanan udara yang dianggap tidak dapat ditembus memiliki pengaruh besar pada militer Soviet dan menyebabkan pemecatan banyak perwira senior, termasuk Menteri Pertahanan Marsekal Uni Soviet Sergei Sokolov dan Panglima Pertahanan Udara Soviet.
Baca juga: Cessna 172 Skyhawk, Pesawat Latih Terpopuler Sejagad, Pencetak Berjuta Pilot
Insiden itu mendorong Pemimpin Soviet, Mikhail Gorbachev melakukan reformasi dengan memecat banyak pejabat militer yang menentang kebijakannya. Mathias Rust dijatuhi hukuman empat tahun di kamp kerja paksa karena pelanggaran penyeberangan perbatasan dan peraturan lalu lintas udara, dan karena memprovokasi situasi darurat. Namun, setelah 14 bulan di penjara, pria kelahiran Wedel, Jerman, pada 1 Juni 1968, akhirnya diampuni oleh Andrei Gromyko, Ketua Presidium Soviet Tertinggi, dan dibebaskan.