Belum lama ini, teknologi baru Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR) dikabarkan lolos uji sertifikasi Regulator Penerbangan Sipil Amerika Serikat (FAA) dan Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA). Selain itu, teknologi CVR dan FDR baru atau seri SRVIVR25 buatan L3 Harris ini, juga mendapat sertifikasi dari regulator penerbangan sipil lainnya yang terafiliasi dengan FAA.
Baca juga: Apa Itu Kotak Hitam Atau Black Box?
“Recorder seri SRVIVR25 ini dapat meningkatkan operasional dan efisiensi dengan menyediakan data terbesar yang pernah ada bagi maskapai penerbangan untuk menganalisis dan bereaksi atas data yang disajikan,” kata Terry Flaishans, Presiden Avionics L3 Harris.
“Operator dapat dengan cepat mengunduh data kinerja kokpit, datalink, dan penerbangan yang memberi mereka kemampuan untuk meneliti dan memahami skenario standar, serta kejadian penerbangan yang merugikan,” tambahnya, seperti dikutip KabarPenumpang.com dari laman resmi perusahaan.
Seri recorder SRVIVR25 CVDR ini terbukti dapat merekam suara di kokpit (CVR) selama 25 jam melalui empat saluran audio dan lebih dari 25 jam datalink recording. Tak hanya itu, teknologi ini juga memungkinkan FDR merekam data penerbangan selama 70 jam, sebagaimana mandat terbaru dari EASA -dalam menyambut era layanan baru- yang akan mulai berlaku pada Januari 2021 mendatang.
Padahal, seperti dikutip dari howstuffworks.com, baik CVR maupun FDR, yang notabene menggunakan sistem loop, sebelumnya memiliki kemampuan sangat terbatas. FDR saat ini hanya bisa merekam 25 jam data penerbangan dan CVR bisa merekam dua jam percakapan di kokpit, meningkat sedikit dari 30 menit.
Seluruh seri, model, dan varian dari CVR, cockpit voice and data recorders (CVDR), dan FDR dari L3 Harris ini diklaim sudah sesuai dengan standar ARINC 747, ARINC 757, dan OEM yang menjadi acuan standar komunikasi udara global.
Selain mampu menghadirkan basis data yang jauh lebih besar dibanding teknologi sebelumnya, seri SRVIVR25 ini juga diklaim mampu mendukung kelancaran industri penerbangan di masa depan dengan menyajikan data sesuai Global Aeronautical Distress and Safety System serta pencatatan data penerbangan yang akurat.
Baca juga: Mengenal ELT, Komponen Penting Pesawat yang Selalu Dicari Saat Kecelakaan
Meskipun L3 Harris adalah perusahaan teknologi Amerika Serikat, nyatanya, dalam waktu dekat hanya pesawat-pesawat Airbus, kompetitor utama produsen pesawat asal Negeri Paman Sam, Boeing, yang direncanakan segera mengadaptasi teknologi tersebut. A320, A320, A330, dan A350 keluaran terbaru disebut akan dilengkapi teknologi ini. Begitu juga dengan A220. Pesawat lama A330 dan A350 juga bisa diretrofit untuk kemudian dilengkapi dengan teknologi ini.