Sebanyak 1.100 armada kereta api yang dioperasikan KAI merupakan kereta impor bekas. Selama ini KAI Commuter melayani 1,2 juta penumpang per tahunnya. Maka dari itu, armada kereta api perlu ditingkatkan dan tak melulu armada bekas yang kembali digunakan di wilayah Jabodetabek.
Baca juga: Tekan Pencurian Barang di KRL, KAI Commuter Pasang Kamera Canggih di 10 Stasiun Sibuk
Senin, 9 Mei 2022 PT INKA (Persero) dan KAI Commuter bekerja sama dalam pengadaan 16 rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) untuk operasi 2024. Penandatanganan kerja sama ini dilakukan oleh Direktur Utama KAI Commuter Roppiq Lutzfi Azhar dan Direktur Utama INKA Budi Noviantoro. Masing-masing rangkaian terdiri dari 12 unit kereta (SF12), dengan jumlah total 192 unit.
Selain produksi, INKA juga akan menyediakan layanan purna jual seperti penyediaan suku cadang komponennya. “Tentunya dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan oleh peraturan perundang-undangan perkeretaapian. Harapannya segala persiapan hingga pengiriman pertamanya akan sesuai jadwal yang diperkirakan pada 2024,” ujar Budi yang dilansir dari CNN Indonesia.
Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo mendukung kerja sama tersebut. Maklum, selama ini Indonesia banyak menggunakan kereta bekas. Ia mengatakan meski dari segi biaya memproduksi kereta baru lebih mahal daripada mengimpor, kualitas dan ketahanan kereta produksi dalam negeri lebih bagus.
Selain itu, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengungkapkan percaya akan pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19 dapat meningkatkan jumlah pelanggan. Apalagi, saat ini keterisian kereta sudah hampir 100 persen.
Baca juga: KRL Yogya-Solo Gunakan Kereta Produksi PT INKA
Saat penandatanganan dan sesi foto bersama, terlihat desain KRL baru ini muncul pada banner. Kereta tersebut terlihat seperti desain rangkaian kereta dari Swiss. Di lansir dari Redigest Kemiripan desain KRL ini dengan KRL buatan Stadler bukanlah tanpa alasan. Di tahun 2019 lalu, Stadler memasuki pasar Asia dengan menandatangani kerjasama dengan INKA. Dalam kerjasama tersebut, Stadler dan INKA membentuk joint venture untuk membangun pabrik di Banyuwangi, Jawa Timur, dan akan memproduksi 500 unit kereta dengan opsi 500 unit lainnya untuk KAI. (PRAS – Cinta Kereta Api)