Produsen pesawat asal Italia, Tecnam, mengumumkan bakal menggandeng Rolls-Royce untuk mengembangkan pesawat listrik komuter. Nantinya, pesawat dengan motor ganda serba listrik “P-Volt” karya keduanya itu, akan menjadi pilihan baru penumpang untuk rute-rute komuter jarak pendek dan menengah (termasuk untuk kargo), evakuasi medis, dan berbagai misi khusus.
Baca juga: Prototipe Kedua Pesawat Listrik-Hybrid Terbesar di Dunia Ampaire Electric EEL Sukses Mengudara
“TECNAM dengan bangga mengumumkan desain dan pengembangan P-Volt,” kata CEO Tecnam, Paolo Pascale Langer, seperti dikutip dari avweb.com.
“Kita semua perlu melakukan upaya kita terhadap sistem yang berkontribusi pada dekarbonisasi. Dengan menggabungkan efisiensi dan energi terbarukan ke dalam sistem propulsi futuristik, kami tidak hanya akan mengurangi biaya, tetapi juga memberikan masa depan yang lebih hijau seiring semangat terbang kami,” tambahnya.
Selain menggandeng Rolls-Royce, pengembangan P-Volt juga melibatkan perusahaan dengan reputasi tinggi lainnya di dunia penerbangan. Namun, perusahaan-perusahaan tersebut masih dirahasiakan. Pun demikian target penerbangan perdana pesawat tersebut. Yang jelas, perusahaan itu datang dari Amerika Utara dan Eropa. Lebih spesifik lagi, salah satu perusahaan yang dimaksud adalah maskapai penerbangan.
Tecnam memang sangat bersemangat sekali untuk membuat pesawat listrik. Sebelumnya, masih dalam kemitraan Inggris-Italia bersama Rolls-Royce, Tecnam juga mengembangkan versi hybrid-elektrik dari Tecnam P2010, pesawat mungil berkapasitas empat kursi, dalam balutan projek High Power High Scalability Aircraft Hybrid Powertrain (H3PS).
Dewasa ini perusahaan teknologi dunia memang tengah berlomba-lomba memproduksi pesawat listrik. Bahkan, di beberapa negara inovasi teknologi terkait pengembangan pesawat listrik juga didukung dengan penerapan kebijakan mendorong penggunaan energi hijau (ramah lingkungan) pada pesawat.
Ambil contoh Norwegia. Negara yang terletak di Semenanjung Skandinavia bagian ujung barat yang berbatasan dengan Swedia, Finlandia, dan Rusia tersebut sudah mulai melakukan kajian-kajian untuk mewujudkan pesawat listrik menguasai udara di masa mendatang. Salah satunya melalui Norway Research Association.
Baca juga: Keren, Tesla Akan Buat Pesawat Supersonik Pengganti Concorde Bertenaga Listrik
Norway Research Association ditugaskan oleh pemerintah Norwegia, bekerjasama dengan beberapa negara lain, untuk mempelajari teknologi baterai yang pas dan mencari tahu persepsi publik terkait pesawat listrik, dengan nilai investasi US$1,65 juta atau Rp25,3 miliar (kurs 15,370). Meskipun belum menemukan hasil yang memuaskan, namun pemerintah sudah berikrar akan membuat seluruh penerbangan jarak pendek komuter dalam negeri Norwegia wajib menggunakan pesawat listrik pada 2040.
Sejalan dengan pemerintah, penduduk Norwegia yang berjumlah sekitar 5,4 juta orang juga sudah menyadari betapa pentingnya penggunaan energi terbarukan di dunia penerbangan. Tak hanya itu, mereka juga mulai mengkampanyekan “flight shaming”, guna membuat orang-orang di sekeliling mereka yang masih bepergian menggunakan pesawat agar merasa malu karena telah menyumbang percepatan pemanasan global dan mendorongnya untuk beralih ke moda transportasi lain, terutama kereta.