Ada beragam cara untuk menangkal penyebaran Covid-19, salah satunya dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Dalam lingkup protokol kesehatan, otoritas kota Seoul telah membuat halte bus dengan fitur sinar ultraviolet (UV). Hadirnya sinar UV merupakan langkah taktis untuk mendesinfeksi sebuah ruangan.
Baca juga: Mobil Otonom May Mobility Mengular dengan Proteksi Anti Covid-19
Bilik halte ini terbuat dari dinding kaca yang dilengkapi dengan sensor suhu dan lampu ultraviolet untuk memerangi virus corona atau Covid-19. Sehingga bagi para penumpang yang hendak naik bus harus lulus sensor sebelum masuk ke dalam halte.
KabarPenumpang.com melansir dari laman theguardian.com (13/8/2020), sebelum masuk ke dalam bilik halte bus, penumpang harus berdiri di depan kamera termal otomatis. Ketika suhu tubuh penumpang dibawah 37,5 derajat Celcius, pintu akan terbuka. Untuk menguji suhu tubuh anak-anak, kamera terpasang di bagian bawah.
Setiap halte dengan bilik kaca ini menghabiskan dana sekitar 100 juta won. Harga ini cukup fantastis, namun dengan fasilitas yang cukup nyaman dan aman dari Covid-19 seperti sistem pendingin udara atau AC yang memiliki tambahan lampu ultraviolet serta WiFi gratis dirasa sebanding dengan dana yang dihabiskan untuk membangun halte bus ini.
Tak hanya itu, di dalam bilik halte pun disediakan dispenser pembersih tangan dan penumpang disarankan untuk memakai masker wajah setiap saat. Selain itu, menjaga jarak sakitar satu meter dari penumpang lainnya juga tetap disarankan.
Saat ini sepuluh fasilitas canggih telah dipasang di distrik timur laut Seoul, menawarkan perlindungan dari hujan monsun dan panas musim panas serta Covid-19.
“Kami telah memasang semua tindakan anti-virus korona yang tersedia yang dapat kami pikirkan di stan ini,” kata Kim Hwang-yun, pejabat distrik yang bertanggung jawab atas proyek Smart Shelter.
Sejak dipasang minggu lalu, Kim mengatakan, setiap bilik halte bus telah digunakan oleh sekitar 300 hingga 400 orang setiap hari. Untuk memastikan penumpang tidak ketinggalan bus, panel menampilkan perkiraan waktu kedatangan sementara layar menyiarkan langsung lalu lintas di luar.
“Saya merasa sangat aman di sini karena saya tahu orang lain di sekitar saya telah diperiksa suhu tubuhnya sebaik saya,” ujar seorang penumpang bernama Kim Ju-li.
Baca juga: Gegara Pandemi, Teknologi dan Layanan Penerbangan ini Harus Diadopsi Lebih Cepat
Untuk diketahui, Korea Selatan menjadi salah satu negara yang terdampak buruk pandemi virus corona ini. Tetapi mereka mengendalikannya secara luas dengan program “lacak, uji, dan obati” yang ekstensif sementara tidak pernah memberlakukan penguncian wajib.