Pernah dengar taksi gabah? Apakah ini mobil taksi biasa dan mengangkut gabah makanya di beri julukan taksi gabah? Ternyata bukan dan ini jangan dibayangkan seperti taksi pada umumnya. Yang dimaksudkan dengan taksi gabah adalah sepeda motor yang sudah dimodifikasi yang dikenal sebagai taksi gabah atau pengangkut hasil panen.
Baca juga: Penggunaan Partisi dalam Taksi Rusia Masih Kontroversi
Baru dengar? Ya, KabarPenumpang.com pun baru mengetahuinya, dan dirangkum dari berbagai laman sumber, taksi gabah ini sendiri sepertinya sudah ada cukup lama di Pulau Sulawesi. Sebab pada 2017 petani di Sulawesi Barat ternyata sudah ditemukan motor yang dimodifikasi dan menjadi sarana angkutan di areal persawahan.
Motor ini dimodifikasi untuk mengatasi masalah transportasi terutama ketika musim panen tiba. Apalagi ketika saat musim hujan tiba, untuk membawa gabah ini cukup kesulitan. Sehingga motor dimodifikasi di mana jok dan ban motor di desain khusus untuk menghadapi kondisi medan yang becak dan berlumpur.
Motor tersebut menjadi pengganti kuda yang merupakan alat transportasi selama puluhan tahun terakhir. Dengan taksi gabah ini, para petani mengaku mampu mengangkut seratus karung gabah per hari tergantung jarak dan kondisi medannya. Tarifnya pun cukup murah yakni Rp7 hingga Rp20 ribu tergantung jarak dan medan yang ditempuh.
Taksi gabah ini bisa dikatakan menjadi salah satu pemberi pendapatan yang cukup lumayan karena para buruh angkut gabah bisa mendapat ratusan ribu rupiah per harinya. Bagi para pengangkut gabah ini, musim panen adalah bulan berkah bagi mereka. Pasalnya pendapatan mereka bisa berkali lipat dibanding menjadi tukang ojek.
Bisa dikatakan berkat para buruh angkut dengan taksi gabahnya para petani di Polewali Mandar tak perlu cemas gabah rusak dan kehujanan karena tak diangkut selama berminggu-minggu dan dibiarkan ditengah sawah. Banyaknya petani atau buruh angkut gabah pada musim panen membuat kelompok-kelompok pengakut gabah bersaing mendapatkan pelanggan dari petani yang bersedia gabahnya diangkut ke pabrik atau ke rumah petani.
Bila musim panen tiba, ratusan kelompok pengangkut gabah berlomba mengangkut gabah petani yang sedang panen. Setiap motor bisa membawa satu karung gabah yang bobotnya mencapai satu kwintal. Awalnya motor modifikasi ini digunakan para petani di Pinrang.
Motor modifikasi yang didesain untuk medan licin dan berlumpur di tengah lahan ini bermula ketika petani di Pinrang yang ketika itu masih mengandalkan kuda kewalahan untuk menganguk hasil panen. Sehingga rangka motor diganti dan dibuat lebih tinggi agar bisa digunakan di medan berlumpur. Di bagian rangka depan dibuat lebih luas seukuran dengan satu karung gabah.
Sementara di bagian belakang dibuat sadel khusus berbentuk pipih dari besi agar mudah dikendalikan di medan sulit. Ban dan joknya juga didesain khusus, membuat kendaraan ini mampu menaklukkan medan sulit termasuk lumpur yang sukar dilalui kuda. Belakangan motor sejenis berkembang luas ke daerah sekitarnya termasuk di Polewali Mandar.
Kendaraan ini pun menggantikan peran kuda sebagai sarana angkutan andalan petani saat musim panen. Sejak sepuluh tahun terakhir trasportasi kuda yang selama ini merajai angkutan gabah di sawah nyaris tak terlihat lagi. Warga dan petani lebih memilih menggunakan sarana motor taksi.
Baca juga: Dulu Taksi Kondang dengan Cat Warna Kuning, Inilah Asal Muasalnya
Selain karena lebih mudah juga lebih cepat dari sarana kuda. Untuk memodifikasi motor menjadi motor taksi yang handal di medan berlumpur, petani hanya perlu mengeluarkan dana sekitar Rp4 juta per unit.