Monday, November 25, 2024
HomeDaratTak Terasa, Sudah 12 Tahun Jembatan Suramadu Menjadi 'Urat Nadi' Surabaya dan...

Tak Terasa, Sudah 12 Tahun Jembatan Suramadu Menjadi ‘Urat Nadi’ Surabaya dan Madura

Siapa yang tak kenal dengan Jembatan Suramadu? Sepertinya rakyat Indonesia apalagi yang menetap di Jawa Timur pasti kenal jembatan yang menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura ini. Apalagi belum lama ini tepatnya pada Minggu (6/6/2021) dilakukan penyekatan di Jembatan Suramadu yang berlangsung selama 12 hari ke depan.

Baca juga: Jalur Kereta di Pulau Madura, Terlupakan Meski Nyaris Dihidupkan Kembali

Hal ini membuat warga dari Madura yang akan ke Surabaya harus melalui tes swab antigen. Penyekatan sendiri dilakukan untuk mencegah penularan virus corona yang dibawa dari Madura ke Surabaya, karena di Bangkalan ada lonjakan kasus positif Covid-19.

Nah, tahukah Anda sejarah Jembatan Suramadu? KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, Jembatan Nasional Suramadu merupakan jembatan yang melintasi Selat Madura. Di mana jembatan menghubungkan Pulau Jawa di Surabaya dengan Pulau Madura di Bangkalan tepatnya timur Kamal.

Jembatan Suramadu memiliki tiga bagian yakni jjalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge) dan jembatan utama (main bridge). dengan total panjang keseluruhan 5.438 meter dan lebar 30 meter. Bahkan Jembatan Suramadu disebut sebagai jembatan terpanjang di Indonesia saat ini.

Peletakan batu pertama pembanguan Jembatan Suramadu dilakukan oleh Presiden Megawati pada 20 Agustus 2003 dan dibangun serta diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Pembangunannya ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura seperti bidang infrastruktur dan ekonomi.

Perkiraan biaya untuk pembangunan Jembatan Suramadu sekitar Rp4,5 triliun. Uniknya pembangunan Jembatan Suramadu dlakukan dari tiga sisi yani dari Bangkalan dan Surabaya serta pembangunan bentang tengah yang terdiri dari jembatan penghubung dan jembatan utama.

Setelah berperasi jembatan ini memiliki empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor di setiap sisi luar jembatan.

Selain untuk kendaraan bermotor, Jembatan Suramadu juga mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura dengan memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut. Pada bagian inilah yang menyebabkan pembangunannya menjadi sulit dan terhambat, dan juga menyebabkan biaya pembangunannya membengkak.

Baca juga: Risma: Mulai Desember 2018, Jalur Suramadu Dilengkapi Cable Car

Adanya pembangunan jembatan ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dan pembangunan di wilayah Surabaya ke wilayah Madura, begitu pula dengan kependudukan, mengingat wilayah Surabaya yang semakin padat dengan penduduk yang melakukan urbanisasi yang sebagian besar berasal dari wilayah Madura, pemerintah berharap dengan adanya pemerataan ekonomi ini dapat menekan laju urbanisasi tersebut.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru