Misteri hilangnya pesawat Boeing 777-200ER Malaysia Airlines MH370 pada 8 Maret 2014 terus berlanjut. Meski pencarian resmi oleh Pemerintah Malaysia sudah dihentikan, namun, investigator independen terus mencari dan perlahan mulai menemukan titik terang dimana pesawat nahas tersebut berada.
Baca juga: Ada Jalur Penerbangan Palsu ke Pulau Jawa Sebelum MH370 Hilang di Samudera Hindia
Di dunia ini, ada begitu banyak kejadian misterius terkait penerbangan, mulai dari pesawat hilang, jatuh, mendarat darurat, rusak tanpa sebab, dan lain sebagainya. Sayangnya, itu tak selalu viral dan menyita perhatian dunia internasional layaknya MH370. Salah satunya pesawat Boeing 727-200 TAAG Angola Airlines. Padahal pesawat itu sudah hilang secara misterius selama 18 tahun lalu, jauh lebih lama ketimbang MH370.
Dilansir Simple Flying, hilangnya pesawat tersebut bermula dari adanya larangan terbang oleh sebuah bandara di Angola. Itu terjadi lantaran maskapai belum membayar berbagai kewajiban bayar serta sederet permasalahan lainnya, seperti pilot tak bersertifikat dan lain sebagainya.
Selain itu, peraturan perundang-undangan terkait penerbangan di sana juga sangat buruk sekali, membuat sangat rumit sebelum hilangnya pesawat.
Karena permasalahan tak kunjung usai, pemilik pesawat, lessor Aerospace Sales and Leasing Corporation yang berbasis di Miami, Amerika Serikat (AS), bermaksud mengirim pesawat ke IRS Airlines, maskapai asal Nigeria, sebagai operator baru.
Ketika itu, tepat pada hari ini, sore tanggal 25 Mei 2003 atau 18 tahun lalu, dua orang ditugaskan untuk mengirim pesawat ke IRS Airlines. Dua itu adalah Ben Padilla, pilot swasta WN AS, dan John Mutantu sipil WN Angola. Ketika ditugaskan, Ben belum memiliki lisensi menerbangkan Boeing 727. Tetapi, di Afrika, itu tidak terlalu penting karena buruknya pengawasan.
Dari tinjauan investigasif dari majalah Air & Space pada tahun 2014, pilot tersebut diyakini menerbangkan pesawat tanpa izin ATC dalam posisi lampu mati dan transponder mati, dan lepas landas di atas lautan, mengingat Bandara Luanda, berada di pinggir pantai. Pesawat dengan nomor registrasi N844AA itu pun akhirnya menghilang bersamaan dengan terbenamnya matahari.
Sejak saat itu, investigasi oleh FBI dan CIA sudah dilakukan selama beberapa waktu. Namun, apa yang keduanya dapat? Tidak ada. Badan investigasi sekelas FBI dan CIA saja sampai tak menemukan sedikitpun jejak pesawat tersebut, bagaimana dengan investigator lainnya?
Baca juga: Hari Ini, 62 Tahun Lalu, Pesawat Avro 618 Ten Australian National Airways Ditemukan Usai 27 Tahun Hilang
“Tidak pernah jelas apakah itu dicuri untuk tujuan asuransi oleh pemiliknya, atau apakah itu dicuri dengan maksud untuk membuatnya tersedia untuk membuat resah masyarakat, atau apakah itu adalah upaya terorisme yang disengaja. Ada spekulasi untuk ketiganya,” kata pensiunan Jenderal Marinir AS, Mastin Robeson, kepada Air & Space.
Meski demikian, banyak insan penerbangan, mulai dari pilot, lessor, pejabat AS, debitur, pemangku kepentingan, dan lain sebagainya, yakin bahwa pesawat tersebut jatuh ke laut di lepas pantai Angola atau di Samudera Atlantik Selatan, menjadikannya sebagai misteri abadi yang tak pernah terpecahkan.