Persaingan Airbus dan Boeing seperti tak pernah berakhir. Airbus mungkin bisa saja patut berbangga di pangsa narrowbody dengan grounded berkepanjangan Boeing 737 MAX dan membuatnya di atas angin. Namun, di pangsa pesawat widebody, kondisinya bisa dibilang berbalik 180 derajat.
Baca juga: 26 Menit Mengudara, Airbus A380 Tanpa Penumpang dan Kargo Milik ANA Balik Kandang
Juru bicara Airbus menyebut, saat ini, tak ada satupun pesawat superjumbo mereka yang terbang, baik sebagai pesawat penumpang maupun kargo. Hal itupun diperkuat dengan informasi di situs IflyA380.com, dimana tak satupun A380 tercatat aktif beroperasi.
Emirates misalnya, maskapai dengan kepemilikan A380 terbesar di dunia –nyaris setengah dari populasi- bahkan sudah empat bulan lamanya terpaksa menggrounded pesawat. Meskipun demikian, maskapai masih memiliki rencana jangka panjang dengan pesawat yang terbang perdana pada 27 April 2005 ini.
Begitu juga dengan Qatar Airways. Maskapai yang diketahui mengoperasikan 10 pesawat komersial terbesar itu juga telah lama menggrounded A380. Tak hanya itu, maskapai yang berbasis di Doha ini malah dikabarkan ingin menyegerakan pesawat tersebut pensiun dan menggantinya dengan Boeing 777 serta Boeing 787 untuk penerbangan long haul.
Belum lama ini, maskapai Jepang, All Nippon Airways (ANA) memang kedapatan menerbangkan Airbus A380. Namun, alih-alih mengoperasikan pesawat sebagai penerbangan penumpang atau kargo, maskapai ANA dilaporkan hanya menerbangkannya untuk tujuan pemeliharaan saja, tidak lebih.
Tak heran, maskapai tersebut hanya menerbangkan pesawat selama kurang lebih 26 menit saja. Proyeksi ke depan juga bisa dibilang suram. Nyaris seluruh maskapai yang mengoperasikan A380 bisa dibilang pesimis mengoperasikannya dalam beberapa bulan mendatang.
Bandingkan dengan Boeing 747 ‘Queen Of The Skies’ yang belakangan –sekalipun di masa pandemi corona seperti sekarang ini- banyak diandalkan, baik sebagai penerbangan penumpang maupun kargo.
Dikutip dari Forbes, sebagai pesawat penumpang, saat ini setidaknya Boeing 747 dioperasikan oleh delapan maskapai, mulai dari Korean Airlines, Air Atlanta Icelandic, Air China, Air India, British Airways, Lufthansa, Rossiya Airlines (St. Petersberg, Rusia), dan Wamos Air (Madrid, Spanyol).
Di luar itu, belakangan, dua maskapai kenamaan dunia, Lufthansa dan Virgin Atlantic juga telah menerbangkan Boeing 747. Lufthansa kedapatan menerbangkan pesawat jumbo ikonik itu pada penerbangan dari Frankfurt-Mexico City, Frankurt-Chicago, dan Frankurt-São Paulo.
Adapun Virgin Atlantic, maskapai milik Sir Richard Branson ini sebelumnya sudah berencana untuk mempensiunkan armada 747nya pada 2021, namun, entah apa yang merasukinya, tiba-tiba memasukkannya kembali ke dalam layanan mulai 5 Mei lalu.
Baca juga: Ledakkan Boeing 747 Asli untuk Film Tenet, Sutradara Christopher Nolan: Lebih Efisien
Sebagai penerbangan kargo, Boeing 747 memang sudah hampir setengah abad mengudara itu menjadi andalan angkutan kargo bagi berbagai raksasa jasa kargo udara dunia. Seperti AirBridge Cargo, UPS, Atlas Air, Silk Way Airlines, Cargolux, Nippon Cargo Airlines, dan berbagai perusahaan lainnya.
Dengan berbagai fakta di atas, dimana tak ada satupun Airbus A380 yang beroperasi dan sebaliknya, Boeing 747 ‘Queen Of The Skies’ justru diandalkan banyak pihak, baik sebagai penerbangan penumpang maupun penerbangan kargo, maka, tak berlebihan bila untuk liburan musim panas ini, Airbus A380 keok dari Boeing 747.