Selain di konter imigrasi bandara, mesin pemindai wajah (face recognition) juga mulai hadir ditempat-tempat lainnya seperti ritel dan kios makanan. CaliBurger salah satu restoran cepat saji di Amerika Serikat menguji kios pemesanan mandirinya dengan menggunakan mesin pengenalan wajah untuk mengidentifikasi pelanggan dan ‘mengingat’ makanan pesanan favorit mereka.
Baca juga: Akuarium Virtual Pemindai Wajah Sapa Calon Penumpang di Bandara Dubai
CaliBurger sendiri sudah tidak asing lagi dengan teknologi baru, karena sebelumnya di tahun 2017 ini juga mereka sudah menguji coba sebuah juru masak robot bernama Flippy. Robot ini dirancang untuk pekerjaan membalik roti burger di dapur restoran cepat saji tersebut.
KabarPenumpang.com melansir dari laman newatlas.com (21/12/2017), bahwa setelah program robot masak ini sukses, rencananya akan menambahkan 50 robot lain di restorannya mulai tahun 2018 mendatang. Eksperimen teknologi baru tersebut melibatkan penggabungan perangkat lunak pengenalan ajah NEC NeoFace dalam program kios pemesanan mandiri.
Nantinya, saat pelanggan memilih, mereka akan memiliki semua detail dari akun loyalitas pelanggan yang telah terekam di database, selanjutnya di layar akan muncul konfirmasi pesanan yang telah dikenali dan langsung ditawarkan ke pembeli.
“Loyalitas pelanggan dengan basis facial recognition secara signifikan mengurangi gesekan yang terkait dengan pendaftaran dan mengurangi durasi waktu transaksi, lebih jauh, ini memungkinkan rantai restoran seperti CaliBurger menyediakan pengalaman interaktif satu per satu yang disesuaikan dengan pemesanan,” kata Chairman dan CEO Cali Grup, John Miller.
Awalnya pada uji coba program ini tidak akan menggunakan pengenalan wajah pada tahap pembayaran dan masih memerlukan kartu kredit. Tetapi, pihak perusahaan berharap kedepannya akan menggabungkan pembayaran berbasis wajah di tahun depan.
Baca juga: Demi Aman dan Nyaman, Bus di India Ini Gunakan Teknologi Pemindai Wajah
Sebuah sistem di Cina baru-baru ini juga meluncurkan sistem pengenalan wajah serupa di lingkungan ritel. Smile to Pay, kios -kios ini tersedia di bereberapa restoran KFC di Hangzhou, Cina. Sistem pembayaran yang sedang di uji, masih memerlukan verifikasi dari ponsel pintar milik pelanggan sehingga tidak sepenuhnya otomatis ke sistem pengenalan wajah tersebut.
Setelah peluncuran sistem pengenalan wajah baru iPhone yang kontroversial di awal tahun ini, belum terlihat apakah masyarakat umum sudah siap untuk menerima teknologi tersebut. Ada kewajaran untuk mempertanyakan seberapa valid dan amannya data biometrik pengenalan wajah tersebut, apalagi jika rencananya menghubungkan ini dengan proses pembayaran otomatis.