Arab Saudi merilis master plan pembangunan bandara baru di Riyadh sebagai bagian dari Visi 2030. Bandara yang kelak akan bernama King Salman International Airport itu ditargetkan beroperasi pada tahun 2030 dengan menampung 120 juta penumpang dan 185 juta penumpang pada tahun 2050. Karenanya, bandara itu didesain dengan enam runway untuk mengurai traffic.
Baca juga: Arab Saudi Pamer Desain Bandara Baru Mirip Fatamorgana di Tengah Padang Pasir
Dalam presentasi yang dipimpin langsung oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, sebagai Perdana Menteri dan Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan (CEDA) serta Ketua Dana Investasi Publik (PIF), terungkap bahwa bandara itu akan berdiri di atas lahan seluas 57 kilometer persegi.
Selain itu, bandara juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung di atas lahan seluas 12 kilometer persegi, seperti perumahan dan rekreasi, gerai ritel, dan real estat logistik lainnya.
Bandara Internasional King Salman sejatinya tidak benar-benar bandara baru. Lebih tepatnya bandara tersebut merupakan perluasan dari Bandara Internasional Raja Khalid Riyadh yang pertama kali dibuka pada tahun 1983.
Saat ini, sebelum pandemi Covid-19, bandara tersebut melayani sekitar 27,9 juta setiap tahun. Kapasitasnya yang kecil dianggap tak akan mampu melayani ratusan juta penumpang atau wisatawan yang kelak akan membanjiri Arab Saudi di bawah Visi 2030.
#SaudiArabia has announced the master plan for King Salman International Airport, #Riyadh.
It is expected to handle 185 million pax and 3.5 million tons of cargo by 2050 with 6 parallel runways.
A new state owned airline allegedly called RIA is to be established too. #AvGeek pic.twitter.com/rQ7fKoDVT5— VT-VLO (@Vinamralongani) November 28, 2022
Meski nilai investasinya belum diungkap, tetapi manfaat ekonomi dari hadirnya bandara baru Bandara Internasional King Salman di Riyadh mampu menciptakan 103.000 lapangan kerja. Ini juga mampu melayani 3,5 juta ton kargo pada 2050 mendatang.
“Ini akan menjadi aerotropolis yang berpusat pada perjalanan pelanggan yang mulus, operasi efisien kelas dunia, dan inovasi. Identitas Riyadh dan budaya Saudi akan dipertimbangkan dalam desain bandara untuk memastikan pengalaman perjalanan yang unik bagi pengunjung dan pelancong transit,” bunyi visi master plan bandara baru King Salman International Airport, seperti dikutip dari Statista.
Arab Saudi ingin bertransformasi, dari semula mengandalkan minyak sebagai sumber pendapatan negara menjadi pariwisata. Transformasi besar-besaran itu, oleh Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz atau Kerajaan Arab Saudi, disebut sebagai Visi 2030.
Baca juga: Dikejar Target 100 Juta Wisatawan oleh Kerajaan Arab Saudi, Saudia Putar Otak
‘Visi 2030’ sendiri ialah sebuah rencana pembangunan jangka panjang Arab Saudi yang menekankan pada diversifikasi ekonomi agar tak hanya mengandalkan minyak bumi yang harganya terus turun.
Dana untuk proyek ini mencapai US$4 miliar (Rp53,33 triliun), yang diperkirakan bisa meningkatkan ekonomi Saudi dan menciptakan 35.000 lapangan pekerjaan baru. Harapan Arab Saudi adalah dapat menarik 100 juta pengunjung sepanjang tahun 2030.