Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang berlapiskan livery dari flag carrier sekaligus maskapai terbesar di Rusia, Aeroflot dikabarkan terbakar di bandara Sheremetyevo, Moskow setelah melakukan pendaratan darurat pada Minggu (5/5/2019) kemarin. Setidaknya, ada 41 korban meninggal dari total 78 penumpang yang turut dalam penerbangan nahas ini. Tidak hanya melakukan pendaratan darurat biasa, namun maskapai ini terpaksa melakukan Return to Base dalam kondisi badan pesawat terbakar.
Baca Juga: Aeroflot – Ternyata Jadi Maskapai dengan Jumlah Armada Terbesar di Dunia
Sebagaimana yang dikutip KabarPenumpang.com dari sejumlah laman sumber, pesawat dengan nomor penerbangan SU1492 mengudara dari Sheremetyevo sekira pukul 18.03 waktu setempat. Namun tak lama berselang – sekitar delapan menit mengudara, pilot pesawat tersebut melaporkan adanya kegagalan salah satu sistem (radio failure). Kondisi semakin parah ketika pada pukul 18.25 waktu setempat, sang pilot menyatakan kondisi darurat dan meminta akses untuk melakukan Return to Base.
Dalam sebuah video yang berhasil diabadikan oleh kamera amatir, tampak separuh badan pesawat sudah dilahap oleh si jago merah yang diikuti oleh kepulan asap hitam pekat. Ya, pesawat ini sudah terbakar bahkan ketika belum melakukan touchdown. Proses Return to Base ini pun tidak berjalan mulus, karena pesawat sempat tergelincir terlebih dahulu sebelum akhirnya bisa berhenti dengan sempurna.
https://www.youtube.com/watch?v=hdllJgTdHiA
Menurut pengakuan dari salah seorang penumpang yang selamat dalam kejadian ini, ia mengatakan bahwa asal usul api pada penerbangan tersebut berasal dari sambaran petir. “Kami lepas landas dan kemudia kilat menghantam pesawat,” tutur Pyotr Egorov, dikutip dari laman Reuters.
Merpati Airlines, Superjet 100, dan Kenangan Buruk
Khusus di Indonesia, kabar nahas dari dunia dirgantara internasional ini tentu membuat sebagian kalangan menjadi was-was. Ya, sebagaimana yang sudah diberitakan sebelumnya, maskapai yang hendak melakukan come back di sektor kedirgantaraan nasional, Merpati Airlines digaungkan bakal menggunakan pesawat dari Sukhoi Superjet 100 setelah mendapatkan suntikan dana dari Kim Johanes Mulia – owner dari Kartika Airlines.
Tidak menutup kemungkinan kecelakaan di Moskow ini akan menjadi bahan pertimbangan perusahaan sebelum akhirnya ‘mengeksekusi’ tanda tangan kontrak yang sudah dilakukan oleh Kim Johanes Mulia soal pembelian 30 unit pesawat Sukhoi Superjet 100.
Baca Juga: Antara Merpati Air, Kim Johanes Mulia dan Sukhoi SJ100
Belum lagi nama Merpati Airlines sendiri yang tidak bisa begitu saja dilepaskan dari berbagai kecelakaan dan insiden – salah satunya yang paling lekang di ingatan adalah jatuhnya pesawat Xian MA60 yang diopeasikan oleh Merpati Airlines pada 7 Mei 2011 lalu di laut dekat Bandar Udara Utarom, Kabupaten Kaimana, Papua Barat.
Hingga hari ini, kecelakaan yang menewaskan keseluruhan penumpang dan awak penerbang (total 25 orang) tersebut diyakini dilatarbelakangi oleh tiga faktor: kegagalan dalam penggunakan checklist, kesalahan pada pilot, dan pilot yang dinilai kurang berpengalaman.
Tidak hanya di Moskow saja, ternyata nama Sukhoi Superjet 100 ini sudah terlebih dahulu menanamkan kenangan buruk di benak masyarakat Indonesia, pasalnya pada 9 Mei 2012 varian pesawat yang tengah melakukan demo terbang (joy flight) ini dikabarkan hilang di sekitaran Gunung Salak, Bogor. Keesokan harinya, puing-puing pesawat ini tampak di salah satu tebing Gunung Salak dengan korban meninggal 45 orang – keseluruhan penumpang dan awak penerbang.