Nampaknya sudah tidak perlu dijelaskan lagi mengenai nasib dari super-jumbo jet, Airbus A380. Dengan dihentikannya produksi dari unit ini karena banyak maskapai di luar sana yang sudah mengubah pandangan mereka tentang melakoni perjalanan jarak jauh non-stop dengan menggunakan pesawat wide-body, kondisi ‘dapur’ proyek dari A380 sudah tidak ngebul lagi. Tapi tahukah Anda bahwa ada pesawat lain yang konsepnya bisa dibilang sama persis dengan A380?
Baca Juga: Meski Khusus Internal Perusahaan, Boeing Tepati Janji Perlihatkan 777-9
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, Rusia merupakan peniru dari segala sesuatu yang tengah happening di Barat sana – mulai dari alutsista, rudal, misil, hingga sektor kedirgantaan sekalipun. Nah ketika Airbus proyek A3XX pertama kali dirilis sekitar tahun 1994, dan program perakitannya sendiri mulai diluncurkan pada 19 Desember 2000 silam, pihak Rusia datang memperkenalkan varian KR-860 yang merupakan kembaran dari Airbus A380 pada perhelatan Paris Airshow tahun 2001.
Inisial KR sendiri merupakan akronim dari Kryl’ya Rossii (Bahasa Rusia) yang berarti Wings of Russia. Sedangkan penggunaan angka 860 sendiri merupakan representasi dari jumlah penumpang yang mampu diangkut oleh armada ini. KR-860 sendiri dikembangkan oleh Sukhoi, perusahaan kedirgantaraan Rusia yang dominan memproduksi jet tempur.
Sebagaimana yang dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, pesawat yang memiliki panjang 80 meter ini menggunakan dua pilihan mesin yang dapat dipilih oleh pihak maskapai yang hendak menimangnya – empat buah mesin General Electric CF6-80E1A4B turbofan atau empat buah mesin Pratt & Whitney PW4168A turbofan.
Baik General Electric atau Pratt & Whitney merupakan mesin dari Barat, dimana terbangun sebuah persepsi yang menunjukkan bahwa pihak Rusia masih sedikit ragu atau bahkan tidak mampu dengan kemampuan mesin-mesin pabrikan mereka sendiri – apalagi kedua mesin ini memiliki thrust yang tinggi.
Berbicara soal mesin, KR-860 sendiri mampu menembus cruise speed hingga 540 knot atau yang setara dengan 1000 km per jam. Sementara untuk jarak tempuhnya, pesawat yang memiliki lebar sayap mencapai 88 meter ini mampu merengkuh jarak 15.000 km.
Lalu mengapa pesawat ini tidak pernah mengudara atau sedikitpun menggema akan segera diproduksi secara massal? Menurut laman simpleflying.com (22/3/2019), pesawat ini rencananya akan diproduksi sebanyak 300 unit untuk kebutuhan pasar komersial, dengan perkiraan konsumen utamanya datang dari Rusia, Cina, India, Vietnam, dan Afrika.
Baca Juga: Goyang Pasar Wide-Body, Boeing Siap Luncurkan 777X 13 Maret 2019
Namun ketika melihat fakta di lapangan, produsen sekelas Airbus saja hanya bisa menjajakan 290 pesawat, itu berarti akan sangat sulit bagi Sukhoi untuk memasarkan produk mereka ini. Semisal nekat pun, hampir dapat dipastikan konsumen akan lebih mempercayakan nama-nama besar seperti Boeing dan Airbus ketimbang Sukhoi – pihak maskapai seolah enggan ‘bereksperimen’ dengan keselamatan para penumpangnya.
Satu lagi yang menjadi ciri khas dari pesawat KR-860 adalah sayapnya yang bisa dilipat. Terdengar familiar bukan dengan sayap yang bisa dilipat ini? Ya, Boeing 777X pun mengaplikasikan teknologi serupa. Apakah Boeing meniru ide dari KR-860 ini? Silakan Anda tentukan sendiri jawabannya!