Bagi sebagian orang, membaca merupakan adalah aktifitas terbaik untuk menghabiskan waktu luang. Mulai dari novel, hingga majalah biasanya menjadi gear tambahan bagi si penggila baca. Kapan pun rasa bosan mulai menyerang mereka, bahan bacaan ini seakan siap untuk menghibur empunya, tidak terkecuali ketika si kutu buku tengah berada di dalam sebuah perjalanan jarak jauh yang menghabiskan waktu yang cukup lama.
Baca Juga: Ini Alasan Lampu Kabin Pesawat Dimatikan Saat Lepas Landas dan Mendarat
Kehadiran lampu baca di hampir semua moda transportasi memang sudah tidak asing lagi bagi kita. Mulai dari bus, kereta, hingga pesawat memilki fitur yang menempel di atas bangku penumpang ini. Posisinya yang langsung menyorot vertikal ini memungkinkan penumpang menghabiskan waktu perjalanan mereka dengan membaca gear tambahan tersebut. Letaknya yang biasanya bersebelahan dengan AC tersebut memudahkan penumpang kutu buku ini untuk menyalakan atau mematikan lampu baca kapanpun mereka butuhkan.
Tidak hanya lampu baca yang biasanya tersedia di moda transportasi tersebut, dewasa ini juga sudah banyak toko buku yang menjual lampu baca portable yang mudah dibawa kemana-mana. Untuk menyalakannya pun cukup menggunakan batu baterai atau menggunakan sistem penyimpanan energi (charge). Lampu baca portable ini bisa digolongkan sebagai sebuah inovasi yang dapat memudahkan setiap orang yang hendak membaca di tempat yang memiliki intensitas pencahayaan yang kurang.
Kembali ke soal lampu baca di moda trasportasi, pancaran sinar yang dihasilkan juga tidak terlau silau, sehingga tidak mengganggu penumpang lain yang berada di sebelah kita. Jika diperhatikan, ada dua macam warna yang biasanya dihasilkan oleh lampu baca ini, yaitu putih atau kuning. Lalu, diantara dua warna cerah ini, warna mana yang dianggap paling cocok untuk menemani si kutu buku membaca selama berada dalam perjalanan? Apakah diantara kedua warna tersebut ada yang bisa merusak mata lebih cepat? Ini jawabannya!
Seperti yang KabarPenumpang.com himpun dari laman aao.org, seorang dokter spesialis mata mengatakan bahwa tidak ada warna yang lebih baik diantara keduanya. Warna cahaya tidak seberapa penting dibandingkan dengan intensitas cahaya yang dihasilkan. Diketahui, kemampuan mata untuk mengakomodasi (fokus untuk aktifitas jarak dekat seperti membaca) setiap orang akan terus mengalami penurunan seiring bertambahnya usia.
Baca Juga: Meski Terlihat Bersih, Kursi dan Meja Lipat di Kabin Pesawat Dipenuhi Bakteri
Seperti yang diungkapkan oleh Dr. William Barry Lee, MD, FACS, seorang konsultan mata di Atlanta, penurunan kemampuan mata ini wajar terjadi pada semua orang, umumnya di dekade kelima kehidupan. “Kondisi penurunan kemampuan mata ini disebut presbyopia,” ungkap Dr. William. Ia juga mengatakan tidak ada cahaya yang lebih baik dari yang lain, baik putih maupun kuning. “Namun pencahayaan yang terang akan sangat membantu seseorang dalam membaca. Ini juga menjadi sebuah alasan mengapa orang yang mengidap presbyopia dapat membaca lebih baik di siang hari ketimbang malam hari,” tambahnya.
Jadi kesimpulan yang bisa ditarik adalah, pencahayaan yang cukup akan membantu setiap orang dalam membaca, terlepas dari kontroversi mengenai warna putih atau kuning. Namun patut digaris bawahi, gunakanlah lampu-lampu dengan warna cerah untuk membaca, seperti kuning atau putih, dan hindari warna-warna yang dapat membuat mata cepat lelah seperti hijau atau merah.