Monday, November 25, 2024
HomeDaratStasiun Utama Berlin Kini Jadi Tempat Pengungsian Warga Ukraina

Stasiun Utama Berlin Kini Jadi Tempat Pengungsian Warga Ukraina

Stasiun kereta api utama di Berlin dipenuhi ratusan pengungsi Ukraina. Para pengungsi ini kebanyakan ibu dan anak-anak yang mencari tempat aman, jauh dari perang di negara mereka. Mereka tiba dari stasiun Polandia dan kereta yang ditumpangi penuh sesak.

Baca juga: Pekerja Bandara di Jerman Mogok Massal Akibat Perang Rusia-Ukraina, Penerbangan Kacau

“Pengungsi yang terhormat dari Ukraina, selamat datang di Jerman, silakan ikuti instruksi para sukarelawan dengan rompi kuning dan oranye,” ujar suara dari pengeras suara dalam bahasa Ukraina dan Inggris ketika para pengungsi tiba di stasiun utama Berlin.

Kemudian setelah itu, sekelompok relawan dengan rompi berwarna cerah muncul dengan pembagian yang menggunakan rompi kuning berbicara bahasa Jerman, Inggris dan lainnya. Sedangkan pengguna rompi oranye berbahasa Ukraina dan Rusia. Dirangkum KabarPenumpang.com dari apnews.com (16/3/2022), mereka membantu mengarahkan pengungsi ke arah ruang bawah tanah stasiun.

Meski padat dan seperti tak ada habisnya pengungsi yang tiba, operasi tersebut berjalan lancar walaupun bercampur dengan penumpang reguler kota Berlin. Bahkan para penumpang reguler ini banyak yang tidak tahu, bahwa di stasiun itu menjadi tempat pengungsian. Sayangnya para pengungsi ini tidak banyak bicara dengan keadaan mereka.

Hal ini karena ketakutan dan kengerian akibat perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Lebih dari tiga juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak Rusia menyerang dan sebagian besar melarikan diri ke Polandia, Moldova dan Rumania.

Sedangkan 160 ribu pengungsi Ukraina telah terdaftar secara resmi di Jerman. Tetapi jumlah yang sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi karena orang Ukraina bisa masuk ke Jerman tanpa visa dan tidak ada kontrol menyeluruh di sepanjang perbatasan Polandia da Jerman.

Untuk diketahui, Berlin telah menjadi pintu gerbang No. 1 bagi puluhan ribu pengungsi, dengan sekitar 7.500 tiba di stasiun kereta api setiap hari. Karena pejabat kota pada awalnya lambat untuk bereaksi terhadap arus besar-besaran, ribuan sukarelawan telah melangkah untuk membantu memenuhi setiap kebutuhan para pengungsi.

Para relawan membawa pendatang baru dari peron stasiun ke ruang tunggu di bawah tanah di sebelah McDonald’s. Mereka membagikan makanan dan minuman panas bagi pengungsi. Selain itu juga menawarkan sampo, popo, pembalut wanita dan perlengkapan kebersihan lainnya secara gratis.

Tak hanya itu, relawan juga mendirikan tenda menyusui bagi para ibu yang ingin menyusui bayi mereka. ZOna aman anak-anak pun disiapkan dengan mainan dan kotak penuh pakaian bekas. Bagi mereka yang membawa hewan peliharaan juga ditawarkan makanan.

Tak hanya itu, ada stand yang dioperasikan kereta api Jerman Deutsche Bahn yang membagikan tiket kereta api gratis bagi mereka yang ingin melanjutkan perjalanan ke tujuan lainnya. Tercatat lebih dari seratus ribu tiket telah terbit.

“Ketika ribuan pengungsi pertama tiba di sini, dengan cepat menjadi jelas bahwa di peron, tempat kereta datang dari Polandia, tidak ada cukup ruang. Itu sebabnya manajemen stasiun kami dengan cepat memutuskan untuk membebaskan kawasan lindung di ruang bawah tanah, ”kata juru bicara Deutsche Bahn Anja Broeker.

Sekitar sepertiga dari mereka yang tiba berencana untuk tinggal, tetapi kebanyakan tidak memiliki keluarga atau teman untuk menyambut dan melindungi mereka, tidak ada tempat untuk tidur. Jadi para sukarelawan membawa mereka ke tenda putih besar di luar pintu belakang stasiun, di sebelah Sungai Spree dan di depan Kanselir.

Baca juga: Perang dengan Rusia, Proyek Kereta Cepat Lviv-Kharkiv Ukraina Sirna?

Di sini, armada bus terus-menerus siap untuk membawa para pengungsi ke terminal 5 bandara BER baru Berlin, bekas bandara Tegel kota atau pusat konvensi di pinggirannya. Dalam beberapa hari terakhir, tempat-tempat itu berubah menjadi tempat penampungan darurat besar yang dipenuhi deretan ratusan ranjang bayi.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru