Friday, April 26, 2024
HomeDaratStasiun Kotawinangun, Cagar Budaya yang Masih Setia Melayani Penumpang

Stasiun Kotawinangun, Cagar Budaya yang Masih Setia Melayani Penumpang

Stasiun tua dengan nilai sejarah tinggi memang selayaknya menjadi cagar budaya, dan dari sekian banyak yang sudah tak aktif lagi, toh yang masih lebih banyak stasiun tua yang kini masih aktif melayani penumpang. Daintaranya adalah Stasiun Kotawinangun, stasiun kecil yang berada di Provinsi Jawa Tengah.

Baca juga: Bolak Balik di Tutup, Stasiun Purworejo Kini Jadi Cagar Budaya

Stasiun Kotawinangun adalah stasiun kelas II atau biasa disebut dengan stasiun kecil. Berada di ketinggian +13 meter, stasiun Kutowinangun berada di desa Kuwarisan, kecamatan Kutowinangun, kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Letaknya cukup strategis yakni sekitar 450 meter dari Jalan Raya Kutowinangun. Tak jauh dari stasiun ini, ada kantor Camat dan makam Bupati Kebumen dan merupakan stasiun yang masuk dalam Daerah Operasional V Purwokerto.

Stasiun Kutowinangun sendiri memiliki bentuk bangunan memanjang dengan cat khas warna PT Kereta Api Indonesia. Pintu masuk kedalamnya berada dibagian tengah dan jika dilihat dari luar bangunan, tepat di atas pintu masuk ada tonjolan di bagian atasnya.

Ruang tunggu penumpang dulunya berada dibagian timur stasiun ini, dan kemudian dipindah dekat loket tiket kereta api saat masih aktif. Sedangkan ruang tunggu lama kini digunakan untuk ruang kerja Distrik Jalan Rel dan ruang dinas petugas stasiun Kutowinangun.

Di jalur kereta stasiun Kutowinangun ini memiliki perlintasan sebidang yang berbatasan dengan jalanan. Palang perlitasan pun dinaik turunkan secara manual langsung oleh petugas dari ruang PPKA.

Meski hanya stasiun kecil, stasiun Kutowinangun yang masih aktif ini melayani persilangan dan persusulan kereta api. Stasiun ini memiliki tiga jalur rel kereta api dengan panjang emplasemen 432 meter yang merupakan jalur utama dan mampu menampung 23 rangkaian kereta.

Baca juga: Stasiun Cirebon, Bernilai Strategis dan Menyandang Bangunan Cagar Budaya

Sedangkan jalur 2 dan 3 digunkan sebagai jalur persilangan dan mampu menapung 17 rangkaian kereta. Di stasiun ini sempat ada insiden dimana padda 23 September 2007 lalu kereta api Pasundan anjlok 500 meter di timur stasiun Kutowinangun. Untungnya tidak ada korban dalam kejadian ini, namun ratusan penumpang terlantar dan baru bisa melanjutkan perjalanan mereka setelah empat jam.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru