Klaten merupakan kabupaten yang berada di Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sini, ada stasiun kereta yang kini bahkan melayani kereta rel listrik atau KRL relasi Yogyakarta menuju Solo. Ya, stasiun tersebut adalah Stasiun Klaten yang letaknya di Jalan KH Samanhudi 53.
Baca juga: Pernah Ditutup Tahun 2011, Stasiun Ceper Kini Beroperasi dengan Persinyalan Elektrik
Stasiun Klaten masuk dalam pengelolaan PT KAI Daerah Operasional (Daop) 6 Yogyakarta. Letaknya juga dekat dengan jalan by pass yang melingkari wilayah kota Klaten. Berada diketinggian +151 meter di atas permukaan laut, Stasiun Klaten merupakan stasiun kelas I yang memiliki enam jalur di mana jalur 1 dan 2 sebagai sepur lurus.

Stasiun Klaten tempo dulu (wikipedia)
Sedangkan jalur 5 dan 6 yang mengarah ke gudang kini sudah diperbaiki dan digunakan kembali agar dapat mengakomodasi kereta yang parkir. Karena letaknya berada di antara Yogyakarta dan Surakarta, membuat banyak kereta yang melintas di jalur Solo – Yogyakarta berhenti di stasiun ini.
Tak hanya kereta KRL, tetapi kereta jarak jauh dari kelas ekonomi, bisnis bahkan eksekutif juga berhenti di Stasiun Klaten. KabarPenumpang.com menghimpun beberapa laman sumber menyebutkan bahwa, per 10 Februari 2021, kereta api penumpang yang melintas langsung/tidak berhenti di stasiun ini adalah KA Argo Wilis, Gajayana, Bima, Turangga, Malabar, Mutiara Selatan dan Sancaka.
Stasiun Klaten dibangun pada masa kolonial Belanda tahun 1910 yang mana catatan sejarah lain menuliskan bahwa stasiun ini dibangun antara tahun 1903 – 1910. Ternyata stasiun ini merupakan stasiun pertama yang dibangun di jalur antara Surakarta dengan Yogyakarta.
Pembanunan ini dilakukan mengingat semakin berkembangnya perekonomian karena kemajuan dibidang industri perkebunan terutama gula. Dulunya di masa pemerintahan kolonial Belanda, Stasiun Klaten merupakan salah satu jalur kereta api vortelanden yang menghubungkan Yogyakarta dengan Surakarta dan berlanjut menuju Semarang.
Jalur ini dikelola oleh NIS yang mulanya hanya difokuskan untuk mengangkut hasil industri perkebunan tebu, kopi, tembakau dan lainnya yang akan diekspor melalui pelabuhan Semarang. Saat ini, untuk mendukung operasional jalur ganda, sistem persinyalan mekanik di stasiun ini diganti dengan sistem persinyalan elektrik buatan PT Len Industri (Persero) yang sudah dipasang sejak tahun 2013 dan baru dioperasikan mulai tanggal 12 Februari 2019.
Baca juga: Stasiun Maguwo Lama – Pernah Jadi ‘Saksi’ Agresi Militer Belanda ke II di Yogyakarta
Sehubungan dengan pembangunan KRL Yogyakarta–Solo, stasiun ini menjadi titik awal pemancangan tiang listrik aliran atas. Seperti pada stasiun umumnya, di sini tersedia alat cetak boarding pass, parkir kebdaraan, toilet dan yang utama loket pemesanan KA jarak jauh dan lokal, pelayanan tiket di layani mulai jam 08.00 hingga jam 16.00 untuk KA lokal sedangkan KA jarak jauh di layani hingga pukul 20.00 WIB.