Era mobil terbang kini siap untuk merebut ceruk pasar mobil konvensional. Menawarkan kemudahan bermobilisasi tanpa harus terkena macet di jalan, plus penggunaan tenaga listrik yang dinilai jauh lebih ‘bersahabat dengan alam’ ketimbang bahan bakar fosil – sudah barang tentu kendaraan semacam ini seolah memberikan tawaran yang menggiurkan bagi setiap orang yang sudah penat dengan kemacetan dan polusi udara yang semakin menjadi belakangan ini.
Baca Juga: BlackFly, Moda VTOL Personal dengan Fleksibilitas Tinggi
Seolah enggan kehilangan momen yang sedang ramai dibicarakan ini, sebuah startup asal Australia, Macchina Volantis mengumumkan kesiapan dirinya untuk turun dalam persaingan menghadirkan moda Vertical Take Off Landing (VTOL). Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman newatlas.com (28/2/2019), sebenarnya kendaraan semacam ini mirip dengan apa yang tengah dikembangkan oleh Airbus, dimana moda ini memiliki kapasitas untuk lima penumpang dengna masing-masing bagasi yang diperbolehkan untuk masuk ke dalam adalah 25 kg.
Moda yang bisa merangkap juga sebagai mobil ini tidak terlalu unggul di darat, karena hanya mampu mencapai kecepatan maksimum 60 km per jam saja. Kendati begitu, Stephen Fries selaku CEO dari Macchina Volantis mengaku bahwa kendaraan ini memiliki keunggulan di jalur udara, bukan di darat.
“Ini seperti problem fixer, saya sudah benar-benar muak dengan kondisi lalu lintas darat yang sudah carut-marut,” ujar Stephen.
Ketika menjadi moda darat, kendaraan rancangan Stephen ini bisa dibilang cukup ringkas, karena bisa masuk ke dalam garasi atau tempat parkir yang sempit. Namun akan berbeda cerita ketika moda ini berubah menjadi moda udara, dimana sebuah sayap akan mengembang dari bagian atas moda dan siap untuk mengudara.
Di setiap ujung kendaraan memilliki baling-baling yang memiliki dua motor listrik dengan kapasitas 60-kilowatt (80 hp). Setiap motor mendapatkan paket baterai sendiri untuk redundansi.
Baca Juga: Kembangkan Wahana VTOL, Uber Gandeng NASA dan Angkatan Darat AS
Ketika moda ini sudah mulai mengudara, Anda akan bergerak maju dengan kecepatan mencapai 65 knot. Mengingat Stephen terinspirasi dari pesawat terbang yang memiliki kecepatan jelajah 150 knot (278 km per jam) dan jangkauan lebih dari 1.000 mil ( 1.600 km), maka Stephen mengaplikasikan tangki bahan bakar diesel berkapasitas 100 liter agar moda ini bisa menjelajah lebih jauh daripada moda serupa yang tengah dimatangkan oleh perusahaan lain.
Mengenai tanggal perilisannya, Stephen enggan berkomentar lebih jauh dan dirinya mengaku tengah mematangkan konsep mobil terbangnya ini sehingga mampu menguasai ceruk pasar di masa yang akan datang.