Perkembangan di dunia perkeretaapian Indonesia bisa dibilang sudah jauh menanjak dibanding satu dekade lalu. Khusus untuk Commuter Line Jabodetabek, kini sudah tidak ada lagi penumpang yang bergelantungan di atas gerbong atau pintu kereta yang tidak menutup ketika tengah mengular. Kemajuan seperti ini tidak terlepas dari perbaikan di sistem pertiketannya, dimana kini PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) sudah memadukan sistem tap cash dan peningkatan personel keamanan yang siap menindak tegas penumpang yang membandel.
Baca Juga: ST Engineering Kembangkan Sistem Garbarata Otomatis
Lain Indonesia, lain pula dengan negara tetangga, Singapura. Dari segi infrastruktur transportasinya, Negeri Singa ini memang sudah dua tingkat lebih tinggi ketimbang Indonesia. Semisal di Ibu Kota para komuter masih harus menempelkan kartu (tapping) Tiket Harian Berjamin (THB) atau varian electronic money (e-money) lain ke mesin sensor untuk masuk ke dalam peron, maka baru-baru ini Singapura dengan bangga memperkenalkan sistem pembayaran terbarunya.
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman straitstimes.com (10/7/2018), pagelaran Singapore International Transport Congress and Exhibition 2018 (SITCE) menjadi saksi dari lahirnya sistem Automatic Fare Collection (AFC) yang baru, dimana para komuter tidak perlu lagi menempelkan kartu untuk bisa masuk ke dalam peron. Adapun kreator yang berdiri di belakang sistem pertiketan baru ini adalah ST Engineering, perusahaan teknik yang juga mengembangkan sistem garbarata otomatis di Changi International Airport.
Dengan hadirnya inovasi semacam ini, hampir dapat dipastikan antrean di depan gerbang masuk peron dapat diminimalisir. Bagaimana tidak, penumpang hanya tinggal mengenakan benda-benda yang telah disematkan teknologi long-ranged Radio Frequency Identification (RFID), seperti gelang, kartu, atau gantungan kunci.
Secara otomatis, sensor yang terpasang di sisi gerbang masuk menuju peron ini akan memotong saldo yang ada di akun e-money Anda. Tidak perlu menunggu instruksi dari mesin untuk masuk, penumpang bisa langsung melenggang masuk selama saldo mencukupi. Semisal tidak ada masalah pada saldo atau faktor lain, maka lampu indikator akan menyala hijau. Sebaliknya, lampu akan menyala merah jika mesin sensor menemukan masalah.
Baca Juga: FeliCa, Gelang Ajaib Berbasis Chip Untuk Transaksi Komuter Jabodetabek
“Sistem AFC baru hanya membutuhkan waktu kurang dari satu detik untuk memproses setiap penumpang, sedangkan sistem yang lama membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 detik,” ungkap Senior Vice-President ST Engineering, Mr. Bernard Chow. “Ini akan berindikasi pada peningkatan jumlah penumpang yang masuk ke dalam stasiun,” tandasnya.
Dalam rangka uji coba, perkenalan, dan menggalang respon dari para komuter, sistem AFC baru ini tengah diuji coba Stasiun Bedok, Kembangan, Redhill, dan Tiong Bahru. Kemudahan yang ditawarkan oleh sistem pertiketan baru ini tidak hanya menyasar komuter biasa saja, melainkan para penyandang disabilitas juga akan merasakan manfaat dari inovasi ST Engineering ini.