Monday, November 25, 2024
HomeHot NewsSpiceJet, Maskapai LCC dengan Reputasi Buruk Pada Pemeliharaan Rute

SpiceJet, Maskapai LCC dengan Reputasi Buruk Pada Pemeliharaan Rute

Namanya terdengar mirip dengan nama maskapai LCC baru yang akan beroperasi di Indonesia (Super Air Jet), inilah SpiceJet, yang juga maskapai LCC dari India. Meski kedengaran mirip, namun SpiceJet yang berbasis Gurgaon, sudah beroperasi sejak Mei 2005, dan belum lama ini, SpiceJet baru memproklamirkan ‘semangat’ barunya, yaitu dengan meluncurkan 42 penerbangan baru mulai Juli ini.

Baca juga: SpiceJet Tega Buat Penumpang Menunggu 7 Jam Tanpa Kepastian dan Minum

Pembukaan rute baru bagi sebuah maskapai, sejatinya adalah hal yang biasa saja, tapi jadi terdengar beda saat musim pandemi ini. Dikutip dari SimpleFlying.com (9/7/2021), disebutkan SpiceJet meluncurkan 42 rute baru dari Surat, Gwalior, Patna, serta penerbangan ke Maladewa untuk pertama kalinya. Pengumuman ini adalah pertama kalinya di industri penerbangan India, khususnya perluasan jaringan rute sejak meledaknya gelombang kedua Covid-19, yang harus diakui telah mengurangi lalu lintas domestik secara substansial.

Tapi perlu dicatat, bahwa banyak rute SpiceJet bukanlah “baru,” melainkan hanya memulai kembali rute yang ditangguhkan selama gelombang kedua di bulan Mei lalu. Namun, ada beberapa layanan baru yang akan datang dalam beberapa minggu ke depan.

Tentang SpiceJet, merupakan maskapai penerbangan kedua terbesar di negara India, hal ini berdasarkan jumlah penumpang domestik yang diangkut pada tahun 2019. Armada pesawat SpiceJet didominasi oleh dua jenis, yaitu DHC Q400 dan Boeing 737 series.

Baca juga: Insiden Landing Gear Boeing 737-800 SpiceJet, Drama Pendaratan Darurat Yang Dramatis!

Meski kondang sebagai penerbangan dengan biaya murah, seperti dicatat oleh Moneycontrol, SpiceJet memiliki rekam jejak yang kurang baik dalam hal pemeliharaan rute. Maskapai ini acap kali menarik diri dari pasar karena permintaan yang rendah atau sebaliknya, karena persaingan yang tinggi, dan itu dilakukan tanpa banyak ‘perlawanan.’ Tidak jelas berapa banyak dari rute ini yang akan bertahan dalam jangka panjang, khususnya setelah lalu lintas udara normal kala pandemi usai.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru