Maskapai global saat ini tengah mengalami kondisi sulit di tengah wabah virus corona. Demikian juga dengan maskapai-maskapai di Indonesia, khususnya Garuda Indonesia. Di tengah perjuangan untuk membayar utang sebesar Rp6,82 triliun yang akan jatuh tempo Mei 2020 mendatang, maskapai pelat merah tersebut justru diterpa beberapa cobaan yang bersumber dari Covid-19 tersebut.
Baca juga: Garuda Indonesia Terbangi Hampir Seluruh Kota di Dunia via Amsterdam dan Tokyo
Direktur Utama Garuda Indonesia mengatakan, dalam menyikapi turunnya frekuensi penerbangan akibat sentimen penumpang (untuk bepergian) yang meningkat, sebetulnya, ia dan tim sudah menyiapkan sederet langkah kongkret dalam balutan recovery plan untuk membuat perusahaan tetap terus eksis. Salah satunya dalam memaksimalkan armada yang ada, khususnya widebody.
Pasalnya, pesawat-pesawat widebody Garuda Indonesia, yang biasanya didedikasikan untuk penerbangan ke jarak jauh, seperti ke Cina dan beberapa rute lainnya, terpaksa harus grounded akibat sepinya penerbangan. Beruntung, flag carrier Indonesia tersebut masih punya rute gemuk di pangsa pasar domestik. Hal itulah yang kemudian mendorong Garuda Indonesia untuk memanfaatkan pesawat widebody-nya di beberapa rute gemuk domestik, salah satunya Denpasar.
“Yang paling kita persiapkan (dalam recovery plan) sebetulnya Singapura. Dalam satu hari kita itu sebetulnya ada 10 penerbangan ke Singapura. Dari pagi sampai malam. Kita potong jadi lima masih sepi kita potong jadi tiga sekarang. Jadi anda bayangkan, berapa pesawat yang tidak terbang. Nah, ini yang kemudian kita lakukan recovery. Jadi beberapa rute yang gemuk, kita ganti dengan pesawat lebih besar. Contohnya, rute Jakarta-Denpasar. Sebelumnya pakai Boeing 737 kita ganti dengan Airbus,” ujar Irfan kepada KabarPenumpang.com saat ditemui di kantornya, di Garuda Indonesia Kebon Sirih, Jumat, (6/3).
Selain itu, lanjut Irfan, di samping tengah berjuang untuk tetap terus eksis di tengah anjloknya penerbangan, sebagai national flag carrier, Garuda Indonesia juga ditantang untuk kembali menghidupkan 10 destinasi prioritas, khususnya Bali, yang kehilangan banyak wisatawan, khususnya wisawatan asal Cina. Caranya, dalam waktu dekat, Garuda Indonesia berencana untuk membuka rute-rute baru dari dan ke Bali.
“Jadi kita mau buka ke India, kita juga mau buka dari Kuala Lumpur, kita juga mau buka dari Bangkok, dan Brisbane ke Denpasar, plus satu lagi Dili. Dili kita masih mikir-mikir apakah dari Denpasar ke Dili atau dari Surabaya ke Dili,” katanya.
“Problemnya, recovery plan yang sudah dibangun cukup matang oleh tim, mesti berubah lagi ketika umroh tutup. Jadi, ada lagi (yang mesti diubah). Nah problemnya umroh itu ada lagi empat jadwal kita setiap hari. Tambah lagi pesawat yang kemudian harus parkir (grounded),” tambahnya.
Baca juga: Dirut Garuda Tentang Imbas Corona: “Bukan Demand yang Menurun Tetapi Sentimen yang Meningkat”
Meskipun tak membuka semua recovery plan yang telah disusun, Irfan menegaskan, bahwa recovery plan Garuda Indonesia dalam menghadapi anjloknya industri penerbangan akan mencakup banyak hal. Sudah begitu, recovery plan tersebut juga semaksimal mungkin akan membuat Garuda Indonesia menjadi salah satu maskapai penerbangan yang paling siap ketika wabah virus corona telah berakhir.
“Kita posisinya clear (di tengah wabah virus corona) kita akan cari cara untuk bisa survive dalam situasi akibat corona ini. Kita juga kepingin menjadi salah satu perusahaan yang paling siap di region ini ketika wabah ini selesai atau terlewati,” pungkasnya.
Dalam menghadapi masalah ini maskapai tersebut lebih menyiapkan penerbangan ke singapura karna banyaknya minat yang didapati. Selain itu perusahan tersebut juga menggatu pesawat yang ada seperti penerbangan dari jakarta ke denpasar yang biasanya menggunakan boing 737 diganti dengan AirBus. recovery plan tersebut juga semaksimal mungkin akan membuat Garuda Indonesia menjadi salah satu maskapai penerbangan yang paling siap ketika wabah virus corona telah berakhir.
Jadi, dalam keadaan seperti ini Garuda Indonesia melakukan penerbangan domestik tambahan Dan penerbangan luar negeri yang tadinya banyak Dari China Dan setelah wabah ini Garuda Akan menambahkan rute Dari india, kuala lumpur, Bangkok, Brisbane Dan Dili , dengan rute penerbangan ke Bali . Dan Garuda sedang melakukan recovery plan dan Akan menjadi maskapai yang siap setelah wabah virus Corona, dan berusaha untuk survive dari wabah ini.
Dalam menyikapi turunnya frekuensi penerbangan akibat sentimen penumpang (untuk bepergian) yang meningkat, sebetulnya, sudah menyiapkan sederet langkah kongkret dalam balutan recovery plan untuk membuat perusahaan tetap terus eksis. Salah satunya dalam memaksimalkan armada yang ada, khususnya widebody.
Jadi, Garuda Indonesia melakukan recovery plan dalam situasi wabah virus Corona, dan menambahkan rute penerbangan domestik tambahan Dan penerbangan luar negeri yang tadinya banyak dari China dan setelah wabah virus Corona berkurang dan Garuda sedang melakukan penambahan rute penerbangan luar negeri dari Kuala Lumpur, Bangkok, India , Brisbane dan Dili, ke Bali . Dan Garuda Indonesia berusaha untuk survive dari wabah ini, dan akan menjadi maskapai yang siap setelah wabah virus Corona .