Di London, Inggris, banyak orang masih mencurigai transportasi umum sebagai tempat penyebaran virus corona baru atau Covid-19. Karena hal ini, kemudian sebuah perusahaan bus pariwisata berencana menggunakan armada tamasya mereka untuk membantu para pekerja mencapai kantor.
Baca juga: Odong-Odong Keren (Oren), Double Decker Khas Depok
Perusahaan ini akan menggunakan bus tingkat mereka dengan atap terbuka untuk mengatasi beberapa kekhawatiran tentang risiko infeksi Covid-19 di angkutan umum. KabarPenumpang.com melansir dari laman bloomberg.com (24/7/2020), perusahaan yang berbasis di London ini bernama Snap dan sekarang tengah menguji penawaran mereka yang akan mengantarkan warga London ke dan dari tempat bekerja.
Uji coba ini menggunakan 233 bus tamasya tanpa atap alias dek atas terbuka yang biasanya digunakan di kota-kota dunia untuk mengangkut pelancong. Penggunaan bus dari Snap ini selain bus banyak terparkir karena tidak ada pengunjung, juga agar masyarakat pengguna transportasi seperti bus lebih aman sebab atap yang terbuka.
Meski layanan ini dalam pengembangan, Snap yang tengah melalui proses crowdsourcing mengambil rincian orang yang tertarik pada layanan untuk menghitung rute mana yang mungkin memiliki permintaan tertinggi. Perjalanan dengan bus double decker atap terbuka ini mulai uji coba dengan rute Victoria Line London Underground yang membentang di pusat kota London dari timur laut ke barat daya.
Tarifnya diperkirakan akan sama dengan perjalanan kereta api rata-rata £3,30 atau Rp57 ribu dengan beberapa titik penjemputan dan pengantaran penumpang. Namun pemberhentiannya akan lebih sedikit dibandingkan rute bus biasanya. Snap memperkirakan bahwa dapat menjalankan layanan dengan layak dan ongkos seperti ini penumpang mengisi hanya seperempat dari kapasitas biasanya.
Selain tetap memberikan jarak, Snap juga melakukan pembersihan setiap perjalanan untuk mengurangi risiko penyebaran virus lebih lanjut. Bisa dikatakan kehadiran ide dari Snap ini mungkin membantu London dengan masalah saat ini. Beberapa orang yang bekerja dari rumah bisa memikirkan untuk kembali ke tempat kerja mereka.
Baca juga: Routemaster, Si Double Decker Merah Ikon Kota London
“Kereta di London saat ini mencapai 30 persen dari penggunaannya sebelum pandemi, sementara penggunaan mobil sekitar 80 persen dari yang sebelumnya menjadi pandemi. Kami benar-benar tidak ingin pemulihan berbasis mobil untuk krisis ini, jadi kami perlu menemukan solusi yang membuat orang nyaman dan Anda tidak bisa mendapatkan alat transportasi yang lebih aman daripada kendaraan yang beratap terbuka,” kata CEO Snap, Thomas Ableman.