Singapura belum lama ini berhasil menyulap Changi Exhibition Centre menjadi RS darurat corona dalam tempo kurang dari tiga pekan. Area seluas 33.000 meter persegi yang biasa dijadikan venue Singapore AirShow tersebut terpaksa disulap menyusul lonjakan kasus positif Covid-19, khususnya klaster komunitas pekerja migran berpendapatan minim.
Baca juga: Sepi Penumpang, Singapura Bekukan Terminal 2 Bandara Changi Selama 18 Bulan
Sekalipun hanya berstatus RS darurat corona, namun fasilitas yang disediakan tergolong lengkap. RS darurat yang dikelola oleh hotel Mandarin Oriental Singapore ini setidaknya dilengkapi 52 jet blower untuk memastikan sirkulasi udara berjalan baik sekaligus menjaga suhu dikisaran 28 hingga 29 derajat celcius.
Tak ketinggalan, fasilitas yang diklaim lima kali lipat lebih luas dari RA darurat corona lainnya di D’Resort NTUC, di Pasir Ris tersebut juga dilengkapi dengan kipas angin, akses Wi-Fi berkecepatan tinggi, tempat tidur, lemari pakaian, dan akses gratis ke seluruh saluran TV. Kemudian, pasien juga disuguhkan dengan welcoming packs berisi hand sanitizer, deterjen, sikat dan pasta gigi, perlengkapan mandi, masker, tisu, botol minum, seprai, dan selimut. Ada juga fasilitas laundry, shower, toilet, serta perlengkapan dan peralatan medis yang dikelola oleh Raffles Medical Group.
Selain itu, setiap pagi dan malam sebelum jam istirahat, seluruh pasien akan dimotivasi untuk sembuh dengan kata-kata mutiara melalui corong-corong pengeras suara di seluruh sudut RS darurat corona Singapura. Hal itu diyakini dapat membantu meningkatkan sistem imun pasien dengan merangsang pikiran agar selalu berpikir positif. Direktur eksekutif Singapore Discovery Centre yang juga anggota Komite Infrastruktur dan Fasilitas, Joseph Tan, mengatakan, “Kami ingin memastikan bahwa penghuni yang tinggal di sini akan merasa senyaman mungkin,” katanya.
Seperti dikutip KabarPenumpang.com dari straitstimes.com, guna menjamin keselatan pekerja medis, sekaligus menekan penyebaran Covid-19 di RS darurat corona Singapura tersebut, pengelola menerapkan pengamanan berlapis meliputi tiga zona, hijau, kuning, dan merah.
Zona hijau berarti aman, dimana petugas paramedis dapat melenggang bebas tanpa APD. Zona kuning, titik checkpoint petugas hilir-mudik antara zona merah dan hijau, dimana petugas paramedis dilakukan pengecekan Personal Protective Equipment (PPE) atau Alat Pelindung Diri (APD) dan dilakukan penyemprotan seluruh barang-barang petugas, sebelum meninggalkan zona tersebut. Adapun zona merah, tempat dimana pasien berada, hanya bisa diakses oleh petugas dengan APD lengkap.
Pasien pertama yang menempati fasilitas tersebut dilaporkan telah dipindahkan pada Sabtu lalu. Kini sudah ada 50 pasien dengan gejala ringan di RS darurat corona tersebut. Ruangan di Changi Exhibition Centre yang sangat luas dipartisi menjadi kamar-kamar yang dapat menampung antara delapan hingga sepuluh orang. Fasilitas ini dilengkapi dengan monitor tekanan darah dan peralatan medis lainnya.
Pasien akan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara mandiri sebanyak tiga kali sehari. Sebuah robot mirip anjing yang dikendalikan dari jarak jauh akan menyediakan makanan dan layanan telekonferensi agar pasien bisa berkonsulitasi setiap waktu dengan para dokter dan dibantu oleh satu orang perawat yang standby dilokasi untuk mengurangi kontak langsung.
Baca juga: Imbas Lockdown, Singapura Sediakan Kamar Hotel untuk Pengemudi dan Teknisi Bus Asal Malaysia
Pihak berwenang juga menguji coba seekor anjing robot berkaki empat yang dibuat oleh Boston Dynamics di fasilitas tersebut. Robot tersebut dapat digunakan untuk mengirimkan obat-obatan kepada pasien atau mengukur suhu tubuh mereka.
Sementara ini, RS darurat corona Singapura diklaim dapat menampung 2.700 pasien. Bila masih belum cukup, area seluas 75.000 meter persegi di bagian luar bangunan utama akan dikondisikan menjadi ruang tambahan pasien dengan kapasitas sebanyak 1.700 tempat tidur.