Singapura jadi salah satu yang giat menggaet wisatawan melalui skema travel corridor. Setelah sebelumnya sukses menjalankan travel corridor bersama Hong Kong, Jerman, Brunei Darussalam, Cina, Makau, dan Taiwan, kali ini Singapura-Korea Selatan sepakat menghelat travel corridor mulai 15 November mendatang dengan skema Vaccinated Travel Lane (VTL).
Baca juga: Kasihan, Gegara Karantina Kejam di Hong Kong, Jumlah Penumpang Cathay Pacific Turun 94 Persen
Khusus skema VTL, selain Korea Selatan, Singapura juga sudah meneken kerjasama tersebut dengan delapan negara lainnya, mulai dari Kanada, Denmark, Perancis, Italia, Belanda, Spanyol, Britania Raya, dan Amerika Serikat mulai 19 Oktober mendatang.
Dengan adanya VTL travel corridor ini, seluruh traveler akan sangat dimudahkan masuk Singapura dan Korea Selatan, termasuk delapan negara di atas. Apapun tujuannya, pelancong bebas datang dan pergi ke kedua negara tersebut melalui Bandara Changi dan Bandara Incheon tanpa sarat selama mereka sudah divaksin dua kali.
Sertifikat vaksin Covid-19 antar kedua negara sudah disinkronisasi sehingga barcode yang dikeluarkan masing-masing bisa saling terbaca, tidak seperti barcode sertifikat vaksin Covid-19 yang tak terbaca atau terkonfirmasi di Arab Saudi.
Tak hanya itu, dalam travel corridor Singapura dan Korea Selatan ini, para pelancong tidak diwajibkan menjalani karantina mandiri. Ini tentu menjadi nilai tambah, mengingat karantina mandiri selama ini dianggap memberatkan traveler melakukan perjalanan internasional.
Sebagai ganti karantina mandiri, kebijakan travel corridor VTL Singapura Korea Selatan mewajibkan penumpang pesawat agar menyiapkan hasil negatif tes PCR.
“Singapura dan Korea Selatan menikmati ikatan yang kuat dan beragam, terutama di sektor perdagangan dan investasi, infrastruktur, dan pariwisata. VTL yang diluncurkan bersama akan menjadi yang pertama dari jenisnya antara dua pusat penerbangan utama di Asia dan membangun hubungan lama ini untuk menghidupkan kembali perjalanan udara lintas batas dan arus orang-ke-orang dengan aman,” kata Kementerian Perhubungan Singapura, S Iswaran, seperti dikutip dari laman resmi kementerian.
Perjalanan internasional bebas karantina antar Singapura dan Korea Selatan ini tentu sesuai dengan usulan dari Asosiasi Transportasai Udara Internasional (IATA).
Sejak pertengahan tahun lalu, IATA pernah agar pemerintah negara-negara di dunia tidak menerapkan kebijakan karantina ke wisatawan yang datang. Sebab, sebelum naik pesawat, mereka telah melewati serangkaian proses panjang untuk memastikan hanya penumpang sehat yang diizinkan bepergian dengan pesawat.
CEO IATA, Alexandre de Juniac menyebut, bila negara-negara di dunia masih menerapkan kebijakan tersebut, sektor perjalanan dan pariwisata mereka akan terus tertekan. Ujungnya, perekonomian nasional pun akan terus macet dan menimbulkan efek domino berupa PHK.
Baca juga: Bali Buka Penerbangan Internasional Mulai 14 Oktober, Hanya Turis Lima Negara yang Bisa Masuk
“Menerapkan kebijakan karantina ke wisatawan yang tiba membuat sektor perjalanan dan pariwisata negara-negara di dunia anjlok. Untungnya, ada alternatif kebijakan yang dapat mengurangi risiko kasus Covid-19 impor sambil tetap memungkinkan dimulainya kembali perjalanan dan pariwisata yang berkontribusi untuk memulai kembali perekonomian nasional,” jelasnya.
“Kami telah mengusulkan sistem perlindungan baru untuk mencegah orang sakit atau dalam keadaan tak sehat bepergian dan mengurangi risiko penularan jika seorang wisatawan terpapar Corona sesampainya di bandara (negara) tujuan,” tambahnya.