Apa rasanya jika harus merasakan penerbangan hampir 19 jam? Penerbangan tersebut baru saja dilakukan oleh maskapai Singapore Airlines (SIA) yang berangkat 10 menit sebelum tengah malam dari Bandara Changi menggunakan pesawat A350-900 ULR terbarunya dengan nomor penerbangan SQ22 dan menjadi penerbangan perdana untuk pesawat baru tersebut.
Baca juga: Terima Airbus A350-900ULR, Singapore Airlines Siap Terbang ke New Jersey Non-Stop
Pada penerbangan ini, pesawat bisa mengangkut 161 penumpang dengan pembagian 67 penumpang kelas bisnis dan 94 kelas ekonomi premium. Dilansir KabarPenumpang.com dari businesstimes.com.sg (13/10/201), penerbangan rute Singapura menuju New York tersebut menjadikannya yang terlama untuk saat ini.
Penumpang kelas bisnis akan diberikan makanan sebanyak dua kali dan pilihan waktu penyajian serta minuman. Mereka juga akan mendapatkan kursi yang bisa diubah menjadi tempat tidur. Sedangkan penumpang kelas ekonomi premium akan mendapat makanan tiga kali pada waktu yang ditentukan maskapai dengan minuman.
Tak hanya itu, penumpang juga dihadirkan dengan cahaya biru untuk membuat penumpang terjaga dan cahaya kuning untuk membuat ke keadaan mengantuk. Ini dihadirkan agar penumpang bisa menyesuaikan diri dengan zona waktu baru dan ketika bangun pagi di New York.
“Formula ini bekerja paling baik dalam penerbangan non-stop karena Anda memiliki kebebasan 18 jam untuk merencanakan waktu Anda,” Campbell Wilson, wakil presiden senior penjualan dan pemasaran SIA.
SIA dalam hal penerbangan jarak jauh miliknya ini juga bekerjasama dengan spesialis kesehatan Canyon Ranch dimana penerbangan menawarkan pengalaman holistik lengkap baik makanan, kesehatan, suasana kabin, ketinggian dan tekanan bawah kabin yang membantu penumpang agar kulit tidak kering. Makanan pilihan pun bisa mendapatkan nasi ayam atau daging sapi rebus untuk makanan utama atau menu Canyon Ranch dari ceviche udang, babi cassoulet dan apel frangipane tart.
“Babi cassoulet biasanya berat, lemak rebus tetapi telah dipangkas menggunakan daging tanpa lemak dan minyak zaitun,” kata Richard Neo, manajer layanan penerbangan termasuk makanan dan minuman.
Neo mengatakan, hal yang menjadi tantangan di ketinggian adalah proses pemanasan makanan kembali di pesawat dan perubahan selera makan penumpang. Makanan ini juga tidak ada yang buruk untuk kelas ekonomi premium, tetapi jika penumpang menginginkan makanan dengan kondisi baik, gunakan rute yang lebih sehat.
Bila penumpang kelas bisnis bisa mengubah kursi mereka menjadi tempat tidur, penumpang di kelas ekonomi premium juga mendapatkan ruang kaku ekstra dan kepala bisa disenderkan dengan nyaman.
Baca juga: Jaga Kesehatan Penumpang di Penerbangan Jarak Jauh, Singapore Airlines Gandeng Canyon Ranch
“Saya membayar tiket di kelas ekonomi premium sehingga saya punya lebih banyak uang untuk dibelanjakan baik untuk penginapan atau barang-barang,” uajar Tilo Kruger salah seorang penumpang.
Jika Anda berencana untuk melakukan beberapa pekerjaan di penerbangan bisa menggunakan WiFi dan tetapi Anda juga dapat pergi berjam-jam tanpa terhubung. Atau rencanakan perjalanan Anda berikutnya untuk memanfaatkan harga promosi mulai dari S$6800 atau Rp75 juta untuk kelas bisnis dan S$2100 atau Rp23,2 juta untuk ekonomi premium.