Otoritas penerbangan Singapura atau Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS), Singapore Airlines (SIA), dan perusahaan investasi global yang berpusat di Singapura, Temasek, telah memilih ExxonMobil sebagai penyedia bahan bakar pesawat berkelanjutan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) sebagai bagian dari uji coba penggunaan SAF di Singapura.
Baca juga: Produksi Hidrogen Hijau untuk Bahan Bakar Pesawat, Airbus-Philips 66 Gandeng Plug Power
Pada uji coba ini, dengan dukungan dari CAAS dan Temasek, SIA akan membeli campuran SAF dari ExxonMobil. Produk ini terdiri dari 1,25 juta liter SAF (bahan bakar berkelanjutan yang tidak dicampur atau dilarutkan), yang akan disediakan oleh Neste dan terbuat dari minyak goreng bekas dan limbah lemak hewani, serta dicampur dengan bahan bakar jet yang dimurnikan di fasilitas ExxonMobil di Singapura.
Bahan bakar campuran ini akan dikirim ke Bandara Changi melalui sistem pengisian bahan bakar yang ada di bandara pada akhir bulan Juli 2022. Mulai kuartal ketiga tahun 2022, semua penerbangan Singapore Airlines dan Scoot akan menggunakan bahan bakar campuran ini. Penggunaan SAF selama uji coba lebih dari satu tahun ini diharapkan dapat mengurangi sekitar 2.500 ton emisi karbon dioksida.
Penunjukan ExxonMobil mengikuti Request for Proposal (RFP) pada tanggal 10 November 2021 untuk mengundang produsen dan penyedia bahan bakar terpilih guna mengembangkan dan melaksanakan rencana pengiriman campuran SAF ke Bandara Changi Singapura. Hal ini merupakan tindak lanjut dari studi sebelumnya yang dilakukan oleh Pemerintah Singapura dan pelaku industri tentang kelayakan operasional dan komersial dalam penggunaan SAF di Bandara Changi.
Baca juga: Minyak Jelantah Bekas Goreng Kentang Sekarang Jadi Bahan Bakar Pesawat
Dengan ekspansi kilang ExxonMobil di Singapura yang akan mulai beroperasi pada awal tahun 2023, maka ExxonMobil dapat memproduksi hingga 1 juta ton SAF per tahun untuk melayani pasar penerbangan di kawasan Asia-Pasifik dan global.