Setelah pada akhir Maret kemarin situasi di Hong Kong sempat memanas akibat rencana pemerintah untuk memberlakukan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi, kini situasi di sana dikabarkan masih ada ketegangan yang diakibatkan oleh ribuan orang yang menolak kehadiran dari RUU tersebut – walaupun beberapa media mengabarkan sudah ada indikasi bahwa Hong Kong sudah mulai mengalami pemulihan. Sebagai dampak dari kerusuhan masif tersebut, sejumlah maskapai dari berbagai wilayah mengaku mengalami penurunan permintaan penerbangan.
Baca Juga: Diterjang Badai “RUU Ekstradisi,” Sampai Kapan Cathay Pacific dapat Bertahan?
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman simpleflying.com (6/11), sebut saja maskapai papan atas Singapore Airlines yang kabarnya mengalami penurunan jumlah penumpang menuju Hong Kong. Menurut pihak perusahaan, permintaan tiket untuk penerbangan tersebut masih tergolong sangat rendah – sayangnya mereka enggan membocorkan angka terkait penurunan minat penumpang untuk terbang ke negara yang menjadi bagian dari Tiongkok itu.
CEO dari Singapore Airlines, Goh Choon Phong mengatakan bahwa ‘rasa tidak enak’ sebagai dampak dari kerusuhan Hong Kong diharapkan tidak semakin memburuk, “meskipun masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa permintaan perjalanan dari Hong Kong kini tengah dalam upaya pemulihan, namun kini kondisinya sudah mulai stabil,”
Di sisi lain, nasib yang dialami oleh The Flying Kangaroo Qantas terbilang lebih nestapa ketimbang Singapore Airlines – mengingat tersiar kabar yang menyebutkan bahwa pihak Qantas mengalami kerugian hingga melebihi angka US$17 juta. Pada akhir bulan Oktober saja, pihak Qantas membukukan kerugian hingga mencapai angka US$25 juta.
Konflik yang terjadi antara pengunjuk rasa dan pemerintah Cina telah membuat pemelahan dari sektor pariwisata dan juga berdampak pada pelemahan ekonomi. Menurut laman Forbes, jumlah pelancong yang bertandang ke Hong Kong mengalami penurunan hingga 40% dibandingkan dengan tahun lalu – sedangkan untuk pemesanan tiket penerbangan juga mengalami pelemahan sebesar 10%.
Baca Juga: Dampak Kerusuhan RUU Ekstradisi, Bandara Hong Kong Batalkan Lebih dari 200 Penerbangan
Jika ditanya maskapai mana yang paling terdampak dari kerusuhan ini, maka jawabannya adalah flag carrier Hong Kong, Cathay Pacific. Dimana jika dibandingkan dengan tahun lalu di rentang waktu yang sama, maskapai ini mengalami penurunan 7,2% dari segi load factor dan turun 38% dari segi lalu lintas penumpang masuk (inbound passenger traffic).