Tiket penerbangan di seluruh dunia diprediksi bakal naik dalam beberapa pekan mendatang. Penyebabnya, apalagi kalau bukan perang Rusia dan Ukraina yang mengerek harga minyak global naik, berujung naik pula harga Avtur.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik, Avtur Ikut Naik, Maskapai Penerbangan Makin Tercekik!
Rusia diketahui memproduksi sekitar 10 persen dari pasokan minyak global, atau sekitar 11 juta barrel per hari. Dari jumlah tersebut, 7 juta barrel di antaraya rutin diekspor ke berbagai negara. Sanksi bertubi-tubi terhadap Rusia sudah pasti berdampak pada harga minyak dunia lantaran suplai terganggu.
Harga minyak mentah berjangka Brent per hari ini untuk pengiriman bulan April 2022 naik menjadi di level 109 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik 4,13 dollar AS menjadi di level 107,35 dollar AS per barrel.
Naiknya harga bahan bakar minyak sudah pasti membuat harga Avtur turut naik. Ini tentu akan membuat maskapai serba salah. Menaikkan harga tiket sudah pasti mempengaruhi pilihan penumpang. Tidak menaikkan harga tiket dipastikan rugi.
Baca juga: Siap-siap, Tiket Pesawat Bakal Naik Gegara Harga Avtur Melonjak 70 Persen
Dilansir Daily Mail, CEO Qantas, Alan Joyce, sudah ancang-ancang bakal menaikkan tarif sebesar tujuh persen dari harga saat ini. Tidak cukup sampai di situ, ia juga memperingatkan setelah tarif pesawat atau tiket penerbangan naik sebesar tujuh persen, akan ada kenaikan sebesar satu persen untuk setiap kenaikan minyak dunia sebesar US$4 per barrel.
CEO Flight Center, Graham Turner, bahkan memprediksi, tiket pesawat maskapai-maskapai di dunia akan naik sampai 15 persen, yang dibarengi dengan peningkatan penumpang.
“Dugaan saya adalah dengan peningkatan kapasitas maskapai, kita harus kembali ke harga tiket internasional pra-Covid selama enam bulan ke depan, tetapi biaya bahan bakar bisa menempatkan 10-15 persen pada tiket pesawat,” katanya kepada The Australian.
“Saya tidak berpikir kenaikan tarif akan mempengaruhi peningkatan kapasitas kursi, tetapi (perang Rusia) Ukraina iya (berpengaruh). Jika sudah tenang, perjalanan akan naik, tetapi jika semakin parah orang akan lebih enggan untuk bepergian. Jika situasinya tetap sama, orang akan terbiasa dan akan tetap bepergian,” lanjutnya.
Baca juga: Boeing-Airbus Stop Suku Cadang, Rusia Bakal ‘Rampas’ Semua Pesawat Asing dari Lessor?
Meskipun tiap maskapai memiliki perhitungan yang berbeda-beda dalam menyikapi kenaikan minyak dunia terhadap kenaikan tiket penerbangan, tetapi, besar kemungkinan angka kenaikannya tidak jauh berbeda.
Celakanya, beberapa ahli memprediksi bakal naik sampai menyentuh harga US$200 per barrel karena Amerika Serikat, pemasok minyak terbesar di dunia, masih berusaha menutupi pasokan yang berkurang akibat embargo minyak dari Rusia. Bila ini terjadi, bukan tidak mungkin tiket penerbangan bisa naik dua kali lipat atau lebih dari harga yang ada saat ini.