Sukses di maskapai berbiaya hemat, AirAsia yang sejak Juli kemarin membeli operasional GoJek Thailand akan meluncurkan AirAsia Ride untuk memberi pilihan ride hailing pada masyarakat Malaysia selain Grab. Meski menjadi pendatang baru, CEO Grup AirAsia Tony Fernandes mengatakan, bahwa kekuatan AirAsia Ride ada di bandara, pasar pariwisata dengan orang yang menyukai ekosistem AirAsia dan mulai menggunakannya.
Baca juga: GoJek Fokus di Singapura dan Vietnam, Pasar Thailand Diakuisisi AirAsia
Tony Fernandes mengatakan, AirAsia Ride bukan hanya memindahkan orang, tetapi membantu dalam memindahkan paket serta menambah penumpang. Tony menjelaskan, dengan Superapp milik AirAsia, penumpang bahkan bisa memilih pengemudi favorit mereka.
“AirAsia selalu tentang mendemokratisasi layanan dan memberi orang kebebasan untuk memilih. Dengan perjalanan AirAsia, kami bertujuan untuk memberdayakan orang untuk bergerak lebih mudah, memanfaatkan sepenuhnya teknologi AirAsia,” kata CEO Superapp AirAsia Amanda Woo.
Dia menambahkan, AirAsia Ride memperkenalkan nilai ke pasar e-hailing yang sangat kompetitif berdasarkan model berbiaya rendah yang memungkinkan penghematan diteruskan kepada para tamu dan berusaha untuk menawarkan tarif terendah di perjalanan.
KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, nyatanya AirAsia tak hanya berhenti di Superapp saja. Sebab Tony merencanakan kehadiran mobil terbang untuk menghindari kemacetan akibat padatnya lalu lintas.
“Nah, impian Anda akan menjadi kenyataan yah, semacam itu. Sedang digarap sekarang dan jika semuanya berjalan sesuai rencana, kita bisa melihat taksi terbang di langit Malaysia kita tahun depan,” kata Tony.
Meski ide ini terdengar sangat lucu, Tony yakin bahwa layanan tersebut dapat diluncurkan pada awal tahun 2022 mendatang. Di mana dia mengatakan pihaknya sedang mengerjakan dan peluncurannya diperkirakan satu setengah tahun lagi.
Tony menambahkan, bisnis taksi terbang ini sejalan dengan rencana AirAsia untuk meluncurkan layanan e-hailing mereka sendiri pada bulan April. Menurut Tony, taksi terbang itu akan ditenagai oleh quadcopter dengan kusi sebanyak empat orang.
Baca juga: Susul AirAsia, Cathay Pacific Ekspansi Bisnis Non Penerbangan
“Sementara taksi terbang tampak seperti ide bagus di atas kertas, kami membayangkan bahwa sisi logistik bisnis bisa menjadi mimpi buruk yang nyata. Misalnya, di mana taksi terbang akan mendarat? Berapa biayanya? Apa persyaratan keselamatan yang dibutuhkan taksi terbang? Namun, kami masih bersemangat untuk melihat bagaimana AirAsia berencana melakukan ini, karena itu pasti akan menjadi sesuatu yang keluar dari buku gambar Wawasan 2020 kami” ujar Tony.