Baru-baru ini setelah adanya pemeriksaan selama 18 hari di Korea Utara, kereta inspeksi Korea Selatan kembali pulang. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari proyek modernisasi lintasan yang menghubungkan dengan jalur selatan. Pihak kementerian Korea Selatan mengatakan, pejabat mengambil alih kereta yang datang dari Korea Utara tersebut di Stasiun Panmun tepat di sebelah utara perbatasan antara Korea Barat.
Baca juga: Dewan Keamanan PBB Beri Lampu Hijau untuk Survei Lapangan Jalur Kereta Korea Utara dan Korea Selatan
Kereta ini menyeberang dari Korea Utara sekitar pukul 10.25 pagi waktu setempat. Kereta ini tiba satu hari setelah beberapa pejabat dan ahli kembali ke Korea Selatan ketika mereka sudah selesai melakukan pemeriksaan sepuluh hari jalur kereta timur di Korea Utara. Pemeriksaan dilakukan dari tanggal 30 November 2018 sepanjang 2600 km jalur kereta api Korea Utara di wilayah barat dan timur negara itu.
Inspeksi ini sendiri merupakan upaya memodernisasi dan menghubungkan dua jalur kereta api Korea di perbatasan yang telah disepakati pada pertemuan keduanya di April 2018 lalu. Perjalanan ini merupakan pertama kalinya kereta Korea Selatan beroperasi di jalur timur Kumgang-Tumen sejak Semenanjung Korea terbagi setelah perang tahun 1950-1953 silam.
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman yna.co.kr (18/12/2018), sistem kereta api Korea Utara dikenal sangat tua sehingga memerlukan perbaikan atau penggantian besar agar dapat terhubung ke Korea Selatan. Para pejabat yang bergabung dengan inspeksi sebelumnya mengatakan bahwa kereta melaju pada kecepatan yang relatif lambat sekitar 20-60 km per jam dan 30 kilometer per jam di jalur barat dan timur, karena alasan keamanan.
Seorang pejabat kementerian mengatakan, bahwa lebih banyak diskusi antar Korea dan pemeriksaan tambahan di tempat akan diperlukan untuk menemukan cara optimal untuk memodernisasi kereta api di Utara.
“Sekarang kami menganalisis hasil dari inspeksi di tempat untuk mengetahui kondisi kereta api Korea Utara. Tingkat teknologi mereka diperkirakan akan secara akurat ditemukan melalui inspeksi tambahan atau mendalam. Berdasarkan mereka dan mempertimbangkan kebutuhan Korea Utara, kita harus menemukan metode yang paling masuk akal,” tambahnya.
Para ahli mengatakan bahwa kereta api barat sebagian besar digunakan untuk kereta penumpang yang menuju kota-kota Cina, sementara kereta timurnya digunakan terutama untuk kereta barang yang mengangkut sumber daya alam. Inspeksi kereta api Utara telah tertunda selama berbulan-bulan di tengah kekhawatiran Amerika Serikat tentang kemungkinan pelanggaran sanksi PBB terhadap Korea Utara.
Baca juga: KAIS RailOne, Mengenal Vooridjer Kereta Kepresidenan RI
Proyek ini diberi lampu hijau baru-baru ini ketika Dewan Keamanan PBB memberikan pengecualian sanksi. Kedua Korea akan mengadakan upacara peletakan batu pertama untuk proyek jalan dan rel kereta api di perbatasan mereka di Stasiun Panmun pada 26 Desember 2018.
Pemerintah mengatakan telah menyisihkan 700 juta won (US$618 ribu) untuk mengadakan upacara peletakan batu pertama. Anggaran tersebut akan mencakup biaya pengangkutan peserta ke tempat dan biaya lain untuk persiapan seperti membangun panggung dan menyiapkan sistem audio. Pemerintah sebelumnya mengatakan bahwa acara tersebut akan dihadiri oleh sekitar 100 orang dari masing-masing dua Korea.