Kecelakaan Boeing 737-500 Sriwijaya Air PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 masih menjadi misteri. Black box tentu menjadi kunci untuk mengungkap misteri itu. Sayangnya, itu tak ada mudah. Sebab, meski black box -Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR)- sudah ditemukan, tetapi, salah satu di antaranya, CVR, ditemukan dalam keadaan hancur dan memorinya belum ditemukan sampai sekarang.
Baca juga: Punya Peran Vital, Inilah Empat Jenis dan Fungsi Flap pada Sayap
Terlepas dari belum ditemukannya memori black box CVR Sriwijaya Air PK-CLC, para pakar coba menerka-nerka apa yang terjadi. Pengamat penerbangan, Alvin Lie, misalnya, dalam sebuah wawancara di Kompas TV, menyebut kontrol penerbangan atau flight control mungkin bisa jadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan SJ-182. Sebab, pesawat menjadi sulit dikendalikan, sekalipun masih bisa tertangani jikalau pilot cepat mendeteksi itu.
Sebetulnya, apa itu flight control sampai posisinya se-vital itu dalam menentukan penerbangan berjalan mulus atau tidak?
Dikutip dari laman resmi Regulator Penerbangan Sipil Amerika Serikat (FAA), flight control merupakan sistem yang wajib ada pada sebuah pesawat. Flight control di setiap tipe pesawat bisa berbeda-beda.
Meski berbeda-beda, namun desain paling standar dari flight control setidaknya terdiri dari dua hal, sistem primer dan sistem sekunder. Sistem flight control primer sendiri terdiri dari aileron, elevator (disebut juga stabilator), dan rudder atau kemudi merupakan sistem kendali utama (primary control system). Disebutkan, komponen-komponen tersebut memegang peranan penting untuk mengendalikan pesawat dan membuat penerbangan aman.
Sedangkan untuk sistem sekunder (secondary system), terdiri dari wing flaps, trailing edge flap, leading edge flap and slat, spoilers, horizontal stabilizer, trim tabs, dan trim systems merupakan flight control atau sistem kontrol sekunder yang berfungsi untuk meningkatkan kinerja dan karakteristik pesawat atau meringankan beban kerja pilot. Sebetulnya ada satu lagi, yakni warning system.
Masing-masing komponen, baik pada primary maupun secondary flight control mempunyai peranan tersendiri. Tetapi, karena keterbatasan ruang, kami tidak bisa menerangkan seluruhnya.
Untuk mengendalikan primary dan secondary flight control, pilot bisa menggunakan pedal dan yoke (untuk pesawat Boeing) atau joystick (untuk pesawat Airbus).
Jika diklasifikasikan berdasarkan bagian per bagian, setidaknya flight control terbagi menjadi empat. Pertama adalah nose section, yakni bagian pesawat paling depan. Dalam bagian ini terdapat ruang control yang sering disebut dengan cockpit. Ruang cockpit merupakan ruang dengan panel kontrol pesawat.
Baca juga: Bagaimana Cara Pilot Kemudikan Pesawat Saat di Darat? Simak Jawabannya Di Sini
Kedua adalah body section, meliputi bagian pesawat yang bagian tengah pesawat. Body section merupakan bagian terbesar dalam pesawat dimana bagian ini merupakan tempat sayap pesawat diletakan dan pada bagian ini juga terdapat landing gear.
Ketiga adalah tail section yakni bagian pesawat paling belakang yang terdapat APU. Bagian ini pula terdapat beberapa bagian flight control. Dan yang keempat atau yang terakhir ialah wing section atau bagian sayap pesawat. Di sayap terdapat mesin pesawat yang berfungsi untuk mendukung gaya thrust pesawat.