Apakah iya angkutan umum tergantikan dengan kendaraan berbasis online? Jawabannya bisa iya dan tidak. Sebab masih banyak masyarakat yang menikmati menggunakan kendaraan umum selain tarifnya murah, biasanya tidak kena macet di jalan.
Namun, hal ini terlihat berbeda di Kabupaten Pemalang, Jawa Timur. Tepatnya di Taman Patih Sampun yang menjadi tempat mangkalnya bus 3/4 atau mini bus terlihat sepi penumpang.
Kepala Bidang Angkutan dan Terminal Dinas Perhubungan Pemalang, Unggul Budianto mengatakan bahwa untuk angkutan bus di Pemalang sendiri jumlah kendaraan yang beroperasi sudah berkurang, karena sekarang bermunculan angkutan online.
“Bus yang melayani trayek selatan, seperti Pemalang–Moga dan Pemalang–Purwokerto, termasuk dalam kategori Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), sehingga perizinannya menjadi kewenangan pemerintah provinsi,” jelas Unggul yang dilansir dari berbagai laman sumber.
Dia mengaku, hampir semua angkutan umum di awal puasa ini sepi penumpang. Apalagi banyak bus yang usianya sudah tua dan berhenti beroperasi karena kurangnya peremajaan.
Unggul menegaskan, penurunan jumlah penumpang juga karena masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi ataupun transportasi online.
“Saat bulan puasa seperti ini, untuk setoran ke pemilik bus dirasakan sangat berat. Apalagi jika bicara sisa uang untuk dibawa sopir dan kondektur sebagai penghasilan,” tambahnya.
Baca juga: Bus AKAP Bakal Terapkan Pola Komuter, Naik dan Turunkan Penumpang di Terminal Tengah Kota
Bahkan keluhan-keluhan sepinya penumpang pun hadir dari para pengemudi bus. Mereka mengaku setoran tidak menutup penghasilan karena sepinya penumpang.
Untuk diketahui, pantauan di terminal induk maupun tempat pangkalan mini bus Taman Patih Sampun, terlihat lengang. Seperti tidak ada aktivitas layaknya pangkalan bus.
Sesekali dalam beberapa jam, ada minibus lewat dan berhenti untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. Itu pun bus lintasan dari Tegal yang menempuh trayek, Tegal-Pemalang-Randudongkal-Moga.
Semenjak adanya angkutan online, baik motor ataupun mobil, ditambah sudah semakin banyak warga yang memiliki kendaraan sendiri, nasib minibus di Kabupaten Pemalang kini seolah tinggal kenangan dan masa kejayaan mereka seakan hanya tinggal cerita.
26 Bus Trans Metro Dewata Dijual Demi Bayar Gaji dan Biaya Operasional