Kereta cepat yang akan dibangun pemerintah Malaysia menuju Singapura mengalami berbagai hambatan. Bahkan salah satunya adalah saat Malaysia menghadapi dilema perekonomian dengan utang luar negeri yang membengkak.
Baca juga: Terkendala Utang, Mahathir Tinjau Berbagai Proyek Kereta di Malaysia
Hal ini membuat pembangunan kereta cepat East Coast Rail Link (ECRL) dihentikan sementara pembangunannya sampai 31 Mei 2020 mendatang. Penundaan ini sendiri terjadi setelah tahun lalu Menteri Ekonomi Malaysia Mohamed Azmin Ali dan Menteri Transportasi Singapura Khaw Boon Wan melakukan perjanjian bilateral.
Namun kini Malaysia yang awalnya tidak mau melanjutkan pembangunan kereta cepat ini berubah pikiran untuk melanjutkannya. Padahal sebelumnya Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohammad sering melontarkan keengganannya untuk mengambil pinjaman dari Cina.
Pasalnya Mahatir menyatakan tidak mau meminjam dari Cina karena khawatir Malaysia kelak tidak mampu membayar utang tersebut. Sebelumnya, pada awal Februari, Mahathir sempat menyampaikan rencananya untuk membatalkan proyek kereta cepat yang menggunakan dana pinjaman dari Cina.
Tetapi faktanya, KabarPenumpang.com melansir dari laman railway-technology.com (15/4/2019), ternyata Malaysia sudah melakukan penandatanganan perjanjian revisi untuk melanjutkan proyek ECRL yang ditangguhkan tersebut dengan Cina. Perjanjian tersebut ditandatangani setelah berbulan-bulan kedua negara tersebut melakukan negosiasi.
Bahkan ada pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Malaysia, dimana proyek ECRL tersebut akan dibangun dengan investasi $10,7 miliar atau hampir dua pertiga biaya aslinya.
“Pengurangan ini pasti akan menguntungkan Malaysia dan meringankan beban pada posisi keuangan negara,” ujar pernyataan tersebut.
Tahun lalu, Malaysia menghentikan pembangunan jalur rel karena biayanya yang tinggi dan mengatakan akan bernegosiasi ulang dengan pihak berwenang Cina untuk mengurangi skala proyek. Pejabat Malaysia Daim Zainuddin, yang bernegosiasi dengan Cina, mengatakan bahwa proyek semula 688 km akan berkurang 40 km menjadi 648 km.
Selain itu, biaya membangun setiap kilometer jalur akan berkurang secara signifikan dari $23,82 juta menjadi $16,53 juta. Rincian revisi lebih lanjut tentang pembiayaan dan pembayaran bunga akan diungkapkan dalam minggu ini.
Baca juga: Proyek High Speed Rail Malaysia-Singapura Ditangguhkan Hingga 31 Mei 2020
Sebagai bagian dari inisiatif Belt and Road China, proyek East Coast Rail Link akan menghubungkan Port Klang di Selat Malaka ke Pengkalan Kubor di semenanjung timur laut Malaysia.